Pemasaran media sosial melibatkan mempromosikan produk, layanan, atau konten menggunakan bentuk kolaboratif media sosial Internet, yang biasanya dapat diakses di Web atau melalui telepon. Strategi pemasaran media sosial biasanya menggabungkan elemen antarmuka sosial, teknologi, dan kata-kata dan konstruksi gambar. Sebagian besar bentuk pemasaran media sosial menargetkan pengguna Internet yang terlibat dalam tindakan umum, seperti membuat profil pengguna, menyusun jaringan teman, kenalan, atau koneksi bisnis, atau meninjau dan menilai konten Web. Misalnya, grup musik dapat memasang halaman penggemar di situs jejaring sosial untuk mempromosikan album dan jadwal tur konsernya.
Penggunaan jaringan media sosial, yang mencakup komunitas online seperti Twitter, Facebook, atau LinkedIn, adalah salah satu cara paling umum untuk melakukan pemasaran media sosial. Pemasar media juga dapat menggunakan situs bookmark sosial, forum, blog, dan ulasan atau peringkat situs Web. Selain itu, promosi media sosial dapat dilakukan melalui agregator berita, jaringan 3D virtual, dan situs berbagi media sosial, seperti situs yang memungkinkan pertukaran foto, video, dan musik.
Perusahaan dapat menggunakan pengembangan media sosial dan taktik pemasaran untuk mencapai tujuan hubungan masyarakat dan penjualan produk mereka. Biasanya, kebijakan media sosial perusahaan melibatkan promosi situs atau lini bisnisnya melalui saluran media sosial sebagai bagian dari strategi periklanan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin mensponsori halamannya sendiri atau halaman untuk salah satu mereknya di jaringan sosial online yang memungkinkan pendukung perusahaan menjadi penggemar perusahaan atau mereknya.
Dalam hal periklanan, pemasaran media sosial berbeda dari format periklanan tradisional, seperti iklan televisi atau iklan majalah. Biasanya, pemasar media sosial tidak memaksakan iklan pada audiens target mereka. Sebaliknya, menggunakan media sosial, mereka fokus pada pengembangan dialog interaktif dengan penonton. Secara umum, pengiklan yang menggunakan pemasaran media sosial kurang memiliki kontrol karena konten diterbitkan terutama oleh pengguna situs daripada oleh karyawan pengiklan. Pengiklan biasanya melakukan riset media sosial sebelum memilih media yang terbaik untuk produk, layanan, atau konten mereka.
Bagi politisi, pemasaran media sosial telah menjadi alat yang semakin penting. Seorang politisi dapat, misalnya, membuat blog yang memungkinkan pengikut blog untuk mengirim komentar, tautan, dan konten lainnya. Politik media sosial melibatkan penggunaan jaringan atau situs media sosial sebagai tempat untuk memperdebatkan masalah politik atau mengkritik kandidat politik. Beberapa jaringan dan situs ini mencakup pemeriksaan fakta politik.