Pemalsuan mengacu pada peniruan sesuatu dengan maksud untuk menipu. Sebagai aturan umum, orang menggunakan istilah tersebut secara khusus untuk merujuk pada orang yang meniru mata uang dengan harapan dapat menjadikannya sebagai alat pembayaran yang sah. Namun, berbagai hal bisa dipalsukan, mulai dari tas desainer hingga dokumen resmi. Dalam hal pemalsuan uang, pemalsuan datang dengan konsekuensi yang parah, karena diperlakukan sebagai kejahatan yang sangat serius di sebagian besar negara di seluruh dunia.
Orang telah memalsukan uang sejak uang dikembangkan. Orang Yunani dan Romawi, misalnya, mencukur koin legal, mengurangi nilainya, dan menggunakan serutan itu untuk mencetak koin baru. Beberapa pemalsu yang giat menggunakan paduan murah untuk meniru alat pembayaran yang sah, sementara yang lain melemparkan dasar yang murah dan kemudian melapisi koin itu dengan logam seperti perak atau emas dalam upaya untuk menyamarkannya sebagai koin asli. Ketika mata uang kertas bergabung dengan koin sebagai bentuk alat pembayaran yang sah, pemalsuan meledak di banyak wilayah di dunia, dan ini menjadi perhatian terus-menerus bagi banyak pemerintah.
Kebanyakan pemalsuan modern difokuskan pada uang kertas, karena uang kertas memiliki nilai nominal yang lebih tinggi. Pemalsu menggunakan berbagai teknik untuk menghasilkan replika mata uang yang diinginkan, tergantung pada fitur keamanan yang digunakan suatu negara untuk melindungi integritas uangnya dan tingkat realisme yang diinginkan. Misalnya, mesin fotokopi berwarna kadang-kadang dapat membuat replika mata uang legal yang kredibel, terutama ketika mata uang tersebut dicuci dengan mesin cuci untuk membuatnya tua, tetapi pemalsu juga dapat menggunakan teknik pencetakan yang canggih seperti yang digunakan di percetakan uang nasional.
Kebanyakan permen di seluruh dunia menggunakan sejumlah sistem keamanan untuk melindungi uang mereka. Misalnya, banyak negara mencetak uang berukir, yang berarti pelat berukir khusus yang sangat sulit untuk ditiru digunakan dalam produksi mata uang. Banyak negara juga menggunakan kertas dan tinta khusus, bersama dengan desain rumit yang sulit disalin, dan mereka mungkin sering mengubah tampilan mata uang mereka dalam upaya untuk menggagalkan pemalsu.
Seseorang yang dihukum karena pemalsuan akan menghabiskan setidaknya satu dekade di penjara. Dia juga dapat dipaksa untuk membayar denda atau restitusi, dan properti yang digunakan dalam proses pemalsuan dapat disita. Pemalsuan diperlakukan sebagai kejahatan yang sangat serius karena mendevaluasi mata uang suatu negara, berpotensi mengancam stabilitas ekonomi dan posisi globalnya.