Pavor nocturnus, yang juga dikenal dengan nama ‘teror malam’, adalah gangguan tidur yang biasanya terjadi selama tidur gelombang lambat (SWS). Mereka yang menderita pavor nocturnus terkadang terbangun dengan sangat cepat dari SWS, tetapi gagal untuk bangun sepenuhnya. Dalam keadaan sela ini, mereka sering mengerang, meronta-ronta, atau berteriak tak terkendali, seolah-olah mengalami mimpi buruk yang mengerikan. Mereka kemudian cenderung jatuh kembali ke keadaan SWS, tanpa pernah menjadi sadar. Diperkirakan bahwa pavor nocturnus dapat disebabkan oleh stres, hipoglikemia, atau faktor lain, tetapi kondisi ini tidak sepenuhnya dipahami.
Orang dewasa jarang mengingat teror malam setelah bangun tidur, jadi biasanya teman, pasangan, atau anggota keluarga lain yang benar-benar menyaksikan kejadian tersebut. Karena biasanya tidak mungkin membangunkan seseorang dari teror malam, ini bisa menjadi situasi yang menegangkan bagi saksi. Meskipun penyebab pavor nocturnus tidak sepenuhnya dipahami, mungkin ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi frekuensi episode.
Teror malam mungkin terkait dengan stres dan hipoglikemia, jadi mengurangi stres dan memastikan untuk mematuhi diet yang benar dapat membantu mengurangi episode. Kelelahan juga dapat menyebabkan episode pada beberapa orang, jadi tetap berpegang pada jadwal tidur yang teratur dapat membantu. Karena pavor nocturnus umumnya terjadi selama SWS, yang biasanya dialami seseorang pada waktu yang hampir bersamaan dalam setiap siklus tidur, membangunkan penderita sesaat sebelum serangan biasanya terjadi dapat menjadi solusi jangka pendek. Obat anti-depresan dan psikoterapi juga telah membantu beberapa individu.
Sekitar 3% orang dewasa menderita teror malam secara berkala, meskipun anak-anak tampaknya lebih rentan terhadap kondisi tersebut, dengan mereka yang berusia antara dua dan delapan tahun sekitar tiga kali lebih mungkin untuk menunjukkan gejala. Kondisi ini mungkin menunjukkan gejala yang sedikit berbeda pada anak-anak. Sementara orang dewasa biasanya tidak mengingat episode pavor nocturnus, anak-anak lebih mungkin mengingat beberapa bagian dari peristiwa tersebut. Mereka mungkin juga tampak berhalusinasi, dan cenderung tidak mengenali anggota keluarga atau teman yang hadir, bahkan jika mereka tampak sadar dan sadar.
Anak-anak mungkin mengalami teror malam yang berulang untuk waktu yang singkat, setelah itu mereka terkadang menghilang tanpa penjelasan. Mereka mungkin kambuh di kemudian hari, atau mungkin tidak pernah terjadi lagi, terhitung persentase yang lebih rendah dari orang dewasa yang mengalami kondisi tersebut. Teror malam juga mungkin disebabkan oleh demam tinggi pada anak-anak, atau kelelahan yang ekstrem.