Pasar valuta asing adalah perdagangan global mata uang. Mata uang diperdagangkan dalam skala besar dan kecil. Beberapa pemerintah mengamanatkan nilai tukar tetap antara mata uang daripada membiarkan pasar bebas untuk menetapkan harga. Yang lain menggunakan nilai tukar mengambang, yang bergantung pada pasar valuta asing untuk mencapai keseimbangan harga. Banyak faktor yang mempengaruhi harga di pasar valuta asing, banyak di antaranya pada dasarnya tidak dapat diprediksi.
Individu dapat berpartisipasi dalam pasar valuta asing dalam skala kecil untuk tujuan perjalanan. Apakah mereka memperoleh mata uang asing sebelumnya atau tidak, mereka adalah bagian dari pasar valuta global dalam mata uang. Pada skala yang lebih besar, bank internasional dan perusahaan keuangan dapat berdagang di pasar valuta asing untuk mendapatkan pendapatan. Jika sebuah institusi bisa mendapatkan mata uang sebelum nilainya naik, itu bisa menghasilkan keuntungan dengan menukarkan kembali mata uang tersebut.
Namun, dengan nilai tukar tetap, pemerintah menetapkan nilai tukar. Nilai tukar tetap lebih disukai oleh banyak pemerintah karena dapat membantu membawa stabilitas ekonomi. Bahkan sebelum mata uang euro digunakan, banyak negara Eropa memiliki perjanjian untuk menghubungkan mata uang mereka dalam upaya menstabilkan nilai tukar. Mereka berusaha mencegah fluktuasi besar dalam nilai tukar antar negara, yang dipandang menyebabkan ketidakstabilan dan inflasi. Euro secara efektif berfungsi untuk mengunci nilai tukar secara permanen, karena memiliki nilai yang sama di semua negara anggota.
Negara-negara lain, termasuk AS, biasanya menggunakan nilai tukar mengambang. Karena nilai tukar mengambang ditentukan oleh pasar valuta asing, ia dapat dengan cepat berubah sesuai dengan banyak faktor yang berbeda. Beberapa orang mengklaim pasar valuta asing sangat mirip dengan persaingan sempurna karena sebagian besar tidak diatur.
Stabilitas politik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga di pasar valuta asing. Ketika kerusuhan sosial mengancam kemampuan pemerintah untuk menggunakan otoritas, nilai mata uangnya bisa terganggu. Pedagang asing, baik skala kecil atau besar, akan enggan menukar mata uang yang lebih stabil dengan mata uang yang kurang stabil. Negara-negara yang tidak stabil cenderung menderita karena berkurangnya produksi ekonomi, yang menawarkan lebih sedikit kesempatan kepada pemegang mata uang mereka untuk menebusnya. Berkurangnya permintaan untuk mata uang yang kurang stabil secara langsung menyebabkan mereka kehilangan nilai di pasar valuta asing.
Kondisi ekonomi juga mempengaruhi nilai tukar mata uang asing. Misalnya, jika pedagang menduga tingkat inflasi meningkat di negara asing, mereka akan enggan membeli mata uangnya. Inflasi mengurangi daya beli mata uang dan, dengan demikian, mengurangi permintaannya. Meningkatnya produk domestik bruto (PDB), bagaimanapun, cenderung meningkatkan nilai mata uang. PDB adalah ukuran kekuatan ekonomi secara keseluruhan dan, oleh karena itu, meningkatkan kepercayaan pada mata uangnya.