“Parfum” adalah istilah yang digunakan dalam bisnis parfum untuk menggambarkan bisnis memproduksi dan menjual parfum atau seni menciptakan parfum. Sejarah parfum mencapai kembali selama berabad-abad, dan sejarawan percaya bahwa Mesopotamia adalah peradaban pertama yang memulai wewangian melalui dupa.
Parfum melalui proses rumit yang disebut distilasi. Distilasi melibatkan mendidihkan dan memurnikan cairan dan mengembunkan uapnya. Selama proses penyulingan, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat parfum dihaluskan, dimasukkan ke dalam air mendidih, dan dikondensasikan. Biasanya dibutuhkan sejumlah besar bahan untuk menghasilkan sejumlah kecil minyak kental, itulah sebabnya parfum seringkali mahal.
Setelah proses distilasi, parfum diberi nama tergantung pada kekuatan aromanya. Eau de parfum adalah nama parfum yang lebih pekat dan kuat aromanya. Parfum yang kurang pekat disebut eau de toilette.
Minyak parfum yang paling terkonsentrasi adalah minyak esensial dan terlalu kuat untuk digunakan langsung pada kulit. Minyak atsiri lebih mudah menguap dan harum daripada parfum dan diproduksi melalui distilasi uap. Minyak hanya dapat digunakan pada kulit jika diencerkan dengan minyak lain, seperti jojoba.
Dalam wewangian, wewangian juga diklasifikasikan dalam pengelompokan aroma. Pengelompokan yang paling menonjol termasuk motif bunga, hijau, chypre, oriental, tobaaco, dan aldehydics. Parfum mengandung tiga nada, atau aroma, yang disebut sebagai nada atas, nada tengah, dan nada dasar.
Catatan atas menggambarkan kesan pertama wewangian setelah dioleskan ke kulit. Nada tengah mengacu pada aroma yang terpancar hingga 30 menit setelah aplikasi. Catatan dasar menggambarkan bau setelah parfum berada di kulit lebih dari setengah jam.
Berbagai macam bahan dapat digunakan saat membuat parfum, namun ada bahan tertentu yang lebih umum digunakan. Bahan yang umum digunakan dalam wewangian termasuk buah-buahan, bunga, minyak, kayu, resin, dan tanaman. Mawar adalah bahan yang paling umum digunakan dalam wewangian.
Parfum adalah kombinasi seni intuitif dan sains. Individu yang terlibat dalam wewangian harus memahami kompleksitas ilmiah menciptakan parfum serta kreativitas yang dibutuhkan untuk memproduksi parfum. Seni dan ilmu wewangian telah ada selama berabad-abad dan kemungkinan akan terus berlanjut.