Apa itu Pantheon?

Sebuah kemenangan luar biasa dari Kekaisaran Romawi, Pantheon memberikan penghormatan kepada teknik yang cerdik, pemujaan yang saleh, dan budaya yang inovatif. Setelah didirikan, kuil berkubah raksasa di Roma, Italia, selamanya mengubah cara dunia berpikir tentang arsitektur. Melalui api dan penodaan, rekristening dan rededikasi, Pantheon tetap menjadi contoh klasik pencapaian manusia.

Sayangnya, Pantheon yang bisa kita kunjungi saat ini bukanlah penjelmaan aslinya. Kuil pertama, tidak bernama Pantheon, dibangun oleh Marcus Agrippa pada 27 SM, tetapi secara tragis terbakar pada 80 M. Domitian melakukan upaya kedua beberapa tahun kemudian. Pada 110 CE dia juga digagalkan oleh api. Akhirnya, Kaisar Hadrian memulihkan dan membangun kembali tempat pemujaan sebagai Pantheon, “Kuil Semua Dewa.”

Elemen dalam desain dan konstruksi Pantheon berbicara dengan beberapa ide baru dari arsitek Romawi. Pertama-tama, meskipun kubah adalah fitur sentralnya, kubah itu dikaburkan setinggi mata dari bagian luar candi oleh serambi yang lebih tradisional. Pintu masuk berbentuk kolom dan persegi panjang memberikan fasad yang polos dan bersahaja ke interior yang menakjubkan. Merupakan hal yang tidak biasa di gedung-gedung kuno seperti itu untuk lebih menyukai interior daripada eksterior dengan cara ini.

Kedua, sebagai kubah semispherical pertama yang dibangun di dunia, itu adalah prestasi dalam konstruksi. Bangsa Romawi terampil dengan beton dan matematika. Mereka tahu bagaimana menggunakan batu ringan, seperti batu apung, dalam beton agregat langit-langit, namun batu berat seperti basal di fondasinya. Alih-alih kolom dan penyangga silang, mereka memanfaatkan stabilitas lengkungan yang melekat untuk menopang kubah raksasa. Pantheon memiliki ketinggian interior spektakuler 143 kaki (43 m), yang setara dengan diameter ruangan. Proporsi sempurna ini sesuai dengan penghormatan mereka terhadap kesucian lingkaran.

Constantine dan Kristenisasi Roma menyebabkan perubahan besar di Pantheon. Dulu ada deretan mawar perunggu menghiasi langit-langit, di panel yang disebut pundi-pundi. Ornamen bercahaya ini cocok dengan dua pintu perunggu raksasa yang mengarah ke kubah. Penguasa Renaisans, Barberini, mencuri semua mawar perunggu di kuil untuk dilebur dan digunakan di Katedral Katolik St. Peter. Pantheon adalah kuil pagan pertama yang menjadi gereja Katolik pada tahun 609 M, ketika namanya diubah menjadi Santa Maria ad Martyres, seperti yang masih ada sampai sekarang.