Apa itu Pak Wan?

Pak wan adalah semak kayu abadi yang ditemukan di banyak bagian Asia Tenggara. Daun dan batang tanaman ini dapat dimakan, dan sangat populer dalam masakan Thailand, meskipun juga digunakan di Malaysia dan Indonesia. Pak wan renyah dan empuk, dan daunnya yang hijau tua sangat bergizi, menjadikannya tambahan yang sehat dan lezat untuk makanan.

Anda mungkin juga mendengar pak wan disebut sebagai sayur cekur manis di Malaysia, atau katuk di Indonesia, dan beberapa penutur bahasa Inggris menyebutnya “tropical asparagus,” merujuk pada tekstur batang yang lembut dan renyah. Daun dan batangnya dapat dimakan mentah atau dimasak, dan banyak orang memisahkannya dari memasak karena mereka berperilaku berbeda saat dipanaskan.

Daun pak wan sering ditambahkan ke semur dan kari, di mana mereka mungkin dibiarkan matang secara signifikan, sementara batangnya digunakan dalam tumisan kentang untuk menambahkan sedikit kerenyahan. Baik daun maupun batangnya rasanya seperti pucuk kacang polong, sayuran populer lainnya dalam masakan Asia. Daunnya juga cenderung tetap hijau tua saat dimasak, menambahkan sedikit warna pada masakan yang di dalamnya.

Ada berbagai macam cara untuk menggunakan pak wan, dari salad hingga lumpia. Pasar Asia Tenggara adalah sumber yang baik untuk sayuran ini, yang umumnya tersedia segar di bagian produk. Saat membeli pak wan segar, carilah spesimen yang segar tanpa tanda-tanda layu atau berubah warna. Periksa juga bagian yang lunak atau berlendir, yang menunjukkan bahwa sayuran mungkin sudah melewati puncaknya. Semakin hijau gelap, semakin baik, dan semakin kecil pak wan, semakin empuk dan beraroma.

Pak wan harus disimpan dalam kantong kertas di bawah pendingin sampai digunakan. Biasanya disimpan sekitar satu minggu di lemari es, tergantung pada seberapa segar awalnya dan seberapa dingin lemari es. Cuci sayuran langsung sebelum digunakan dan keringkan atau biarkan sebentar di atas handuk untuk dikeringkan.