Apa itu Orgasme Klitoris?

Orgasme klitoris adalah serangkaian kontraksi otot yang terjadi ketika klitoris wanita dirangsang hingga mencapai titik gairah seksual dan klimaks. Klitoris adalah organ kecil yang diisi dengan ujung saraf yang terletak tepat di atas lubang vagina, dan orgasme terjadi ketika dirangsang, biasanya dengan menyentuh atau menggosok. Hasilnya biasanya perasaan pelepasan, kesenangan, dan kepuasan yang intens, meskipun sejauh mana emosi ini dirasakan, serta intensitasnya, cenderung bervariasi dari orang ke orang. Dalam kebanyakan kasus, jenis orgasme ini melepaskan hormon yang disebut oksitosin, yang sering dianggap menenangkan, dan beberapa ilmuwan percaya bahwa rangsangan semacam ini dapat meningkatkan peluang seorang wanita untuk hamil jika itu terjadi bersamaan dengan hubungan seksual. Beberapa ahli mungkin menarik perbedaan antara orgasme klitoris dan vagina, yang biasanya terjadi ketika seluruh vagina dirangsang, meskipun ada beberapa perselisihan ketika harus menentukan sumber yang tepat dari keduanya.
Dasar Klitoris

Klitoris adalah sumber utama perasaan dan kesenangan seksual wanita. Ini dapat bervariasi dalam ukuran dan bentuk dari orang ke orang, tetapi biasanya seukuran kacang polong dan biasanya terletak tepat di bawah labia minora di dekat bagian atas lubang vagina. Sebagian besar saraf seksual wanita berakhir di sini, yang biasanya berarti sangat sensitif terhadap sentuhan. Orgasme terjadi ketika organ ini dibelai, digosok, atau dirangsang sedemikian rupa sehingga tekanan seksual mencapai klimaks dan kemudian dilepaskan. Pelepasan ini biasanya menyebabkan kontraksi otot tidak hanya di daerah sekitar klitoris itu sendiri, tetapi sering juga di kaki dan perut.

Orgasme terkadang disertai dengan keluarnya cairan bening dari uretra. Uretra adalah tempat asal urin, tetapi cairan ini biasanya tidak mengandung urin; melainkan, biasanya pelumas alami yang dikeluarkan untuk membantu membuat hubungan seksual atau penetrasi lebih mudah. Orgasme klitoris tidak selalu terjadi selama hubungan seksual, dan juga tidak selalu mengarah ke sana. Sama saja, tubuh sering melepaskan pelumas sebagai respons seksual evolusioner.

Jenis Stimulasi

Ada beberapa cara untuk merangsang organ agar mencapai klimaks dan pelepasan. Stimulasi manual adalah salah satu yang paling umum, dan biasanya melibatkan sentuhan atau belaian dengan jari. Ini bisa langsung, yaitu skin-on-skin, atau tidak langsung, seperti melalui pakaian atau kain tipis. Beberapa wanita sangat sensitif di area ini sehingga rangsangan langsung tidak nyaman. Terkadang rangsangan oral, biasanya dengan lidah atau mulut, juga akan menyebabkan orgasme, dan beberapa wanita juga lebih menyukai sentuhan eksternal melalui benda. “Mainan seks” dan vibrator adalah beberapa yang paling umum, tetapi banyak benda keras dapat menyebabkan orgasme jika diterapkan dengan tekanan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, rangsangan juga dapat terjadi sebagai bagian alami dari tindakan seks. Banyak dari ini tergantung pada anatomi pasangan serta posisi seksual mereka. Pada dasarnya setiap gesekan terhadap ujung saraf dapat menyebabkan orgasme.
Pelepasan Hormon

Orgasme klitoris biasanya memicu pelepasan oksitosin, hormon yang secara luas dikaitkan dengan keintiman dan ikatan. Biasanya paling produktif setelah melahirkan dan diyakini membantu ikatan ibu dengan bayi mereka, tetapi beberapa peneliti juga berpikir bahwa, setelah orgasme, dapat membantu wanita membentuk ikatan dengan pasangan seksual mereka. Ini umumnya menghasilkan kebahagiaan dan memicu perasaan gembira.
Kemungkinan Peran dalam Kesuburan
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa orgasme klitoris sebenarnya dapat membantu wanita hamil, baik dengan memicu pelepasan atau hormon yang tepat dan dengan mengontraksikan otot panggul sedemikian rupa sehingga benar-benar “menyedot” sperma ke dalam rahim. Kehamilan terjadi ketika sperma bertemu dengan sel telur, dan kemungkinan hal ini terjadi lebih baik jika sperma bertahan lebih lama di dalam rongga vagina. Bukti sebenarnya untuk teori ini masih sedikit, meskipun ada banyak wanita dan profesional medis yang mengatakan itu bisa mendapatkan hasil yang baik. Tentu saja, agar kesuburan terpengaruh, orgasme harus terjadi segera setelah sperma masuk ke tubuh wanita; orgasme tanpa hubungan seksual biasanya tidak akan mempengaruhi kesuburan sama sekali.
Dibandingkan dengan Orgasme Vagina
Orang sering menyebut dua jenis orgasme wanita yang berbeda: klitoris dan vagina. Orgasme vagina biasanya terjadi ketika beberapa tempat selain klitoris dirangsang, tetapi masih mengarah pada perasaan kegembiraan dan kontraksi otot yang sama. Namun, ada beberapa perdebatan ketika harus menarik perbedaan yang tegas, dan beberapa orang percaya bahwa perbedaan itu dibesar-besarkan atau salah.
Argumen biasanya berkisar pada konsep bahwa orgasme adalah orgasme, dan tidak peduli bagian tubuh wanita mana yang dirangsang dalam prosesnya. Ahli saraf Sigmund Freud sering dianggap sebagai penemu konsep dua jenis orgasme wanita. Freud berteori bahwa wanita yang mengalami orgasme melalui stimulasi klitoris tidak sedewasa wanita yang mengalami orgasme vagina, tetapi konsep ini sebagian besar telah didiskreditkan oleh para pemikir dan peneliti modern.