Apa itu Orange Roughy?

Orange roughy adalah ikan laut yang hidup di laut dalam yang ditemukan di Pasifik Selatan di sekitar Australia dan Selandia Baru. Pada 1970-an, teknik penangkapan ikan laut dalam yang canggih membuat spesies ini dapat diakses ke pasar komersial, yang dengan cepat merangkul ikan berdaging yang lembut dan beraroma lembut. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, tangkapan ikan mulai menurun, dan ikan orange roughy hampir punah sebelum teknik pengelolaan yang ekstensif membawa stok ke pemulihan yang lambat. Ikan ini dianggap sebagai ikan yang sangat terancam.

Orange roughy dapat hidup sampai lebih dari 100 tahun, dan beratnya sekitar 8 pon (3.6 kilogram) pada saat jatuh tempo. Ikan itu sangat jelek, dan berwarna merah bata kusam saat hidup yang memudar menjadi oranye setelah mati. Mereka memiliki rahang yang menonjol, tubuh yang pendek, dan sirip yang kekar. Seperti kebanyakan ikan yang tinggal di laut dalam, orange roughy membutuhkan waktu lama untuk tumbuh hingga dewasa, dan mudah terancam dengan penangkapan yang berlebihan. Penangkapan ikan laut dalam yang ekstensif selama lebih dari dua dekade mengakibatkan penipisan stok ikan dewasa yang parah. Ikan ini umumnya tidak berkembang biak sampai mereka mencapai usia 30 tahun.

Karena status konservasinya, disarankan agar tidak ada yang mengkonsumsi jeruk kasar sampai ikan memiliki kesempatan untuk pulih dari metode penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, seperti banyak ikan berdaging padat, ia mengakumulasi banyak merkuri dan tidak boleh dimakan oleh wanita hamil dan anak-anak. Konsumen lain sebaiknya membatasi asupan mereka maksimal dua atau tiga porsi sebulan.

Selain memiliki daging putih padat, jeruk kasar juga memiliki banyak minyak yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk kosmetik dan suplemen gizi. Perikanan untuk spesies telah muncul di Selandia Baru, Australia, dan Namibia. Hasil tangkapan mencapai puncaknya pada bulan Juni sampai Agustus, saat ikan bertelur dalam kelompok yang padat.

Selain mengurangi populasi ikan laut dalam yang kurang dipahami, penangkapan ikan dengan jaring tarik komersial juga sangat merusak lingkungan laut dan dasar laut. Trawl mengganggu sedimen laut, yang menyediakan habitat dan nutrisi bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya. Selain itu, banyak ikan selain spesies target ditangkap dalam jaring pukat dan dibuang kembali, biasanya mati.

Australia dan Selandia Baru sama-sama memulai program konservasi untuk mengawetkan kulit jeruk, dan konsumen harus membeli ikan dari sumber ini jika ada. Kedua program tersebut telah memberlakukan kuota, dan menuntut penangkapan ikan secara ilegal. Para ilmuwan sedang mengevaluasi setiap perikanan untuk kelayakan dan potensi penangkapan ikan. Larangan total terhadap ikan dipertimbangkan pada awal abad ke-21 untuk memungkinkan ikan pulih.