Oksalosis adalah suatu kondisi di mana kristal kalsium oksalat disimpan di jaringan tubuh. Kristal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, tergantung di mana mereka berakhir, dan oksalosis yang tidak diobati dalam waktu lama akan menyebabkan kematian. Kondisi ini biasanya didahului oleh hiperoksaluria, di mana kadar oksalat dalam urin sangat tinggi. Ada perawatan yang tersedia untuk kedua kondisi ini dan perawatan harus diberikan sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Seorang nephrologist, seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat kondisi yang melibatkan ginjal, biasanya mengawasi perawatan pasien dengan kondisi ini.
Orang dapat mengembangkan hiperoksaluria karena sejumlah alasan. Salah satu alasannya adalah kondisi bawaan yang menyebabkan kelebihan produksi oksalat atau reabsorpsi oksalat. Lain bisa jadi konsumsi berlebihan makanan yang mengandung asam oksalat, yang dipecah oleh metabolisme menjadi oksalat. Saat kadar oksalat dalam urin meningkat, mereka dapat membuat kristal kalsium oksalat di saluran kemih.
Kristal menyebabkan gejala seperti urin berdarah, sakit ginjal, dan kesulitan buang air kecil. Jika batu-batu tersebut, demikian sebutannya, dibiarkan bertahan, pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Karena fungsi ginjal menjadi terganggu dan ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring cairan dalam tubuh dengan benar, pasien berisiko mengalami oksalosis. Pada oksalosis, penumpukan oksalat memasuki darah dan diangkut ke tulang, otot, dan area tubuh lainnya, termasuk jantung.
Orang dengan oksalosis dapat mengalami irama jantung yang tidak normal, borok kulit yang disebabkan oleh kristal dalam darah, dan berbagai gejala lainnya. Perawatan dapat mencakup dialisis untuk menyaring darah untuk menghilangkan oksalat dan untuk meringankan ginjal yang gagal. Pada akhirnya, pasien dengan hiperoksaluria dan oksalosis akan memerlukan transplantasi ginjal untuk menggantikan ginjal yang rusak dan gagal. Tindakan tambahan dapat mencakup obat-obatan, kontrol diet, dan hidrasi untuk menjaga ginjal tetap memerah, selama pasien tidak mengalami gagal ginjal.
Hiperoksaluria dapat didiagnosis dengan menguji urin untuk menentukan tingkat oksalat. Oksalosis dapat didiagnosis dengan tes darah yang digunakan untuk mengidentifikasi kadar berbagai senyawa kimia yang beredar dalam darah. Studi pencitraan medis juga dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda deposisi kristal di jaringan tubuh. Semua teknik diagnostik ini dapat digunakan untuk menentukan seberapa parah kondisi pasien, untuk tujuan mengembangkan pengobatan yang tepat.