Apa itu Obstruksi Saluran Empedu?

Obstruksi saluran empedu, juga dikenal sebagai obstruksi bilier, terjadi ketika tabung yang digunakan untuk mengangkut empedu ke seluruh tubuh tersumbat. Biasanya, empedu bergerak dari hati ke usus kecil dan kantong empedu. Ketika tidak dapat meninggalkan hati, sejumlah kondisi medis dapat terjadi, seperti penyakit kuning, demam, dan nyeri di daerah perut. Kelompok orang tertentu lebih rentan terhadap obstruksi, seperti mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, individu yang memiliki riwayat kanker pankreas atau kanker bilier, atau orang dengan riwayat batu empedu. Untungnya, obstruksi saluran empedu dapat didiagnosis dan diobati.

Dengan obstruksi saluran empedu, penting untuk menemukan penyebab kondisi karena penyebabnya sering dikaitkan dengan jenis perawatan yang akan diterima orang tersebut. Penyebab paling umum dari obstruksi saluran empedu adalah pembentukan kista di dekat saluran. Kista biasanya akan diangkat melalui pembedahan, sehingga membuka saluran dan mengobati kondisi tersebut. Batu empedu juga dapat menyebabkan kondisi tersebut. Dalam banyak kasus, kantong empedu dapat diangkat melalui pembedahan atau dalam kasus yang jarang terjadi, batu empedu dapat larut seiring waktu dengan menggunakan obat-obatan.

Penyebab lain untuk obstruksi saluran empedu termasuk kelenjar getah bening yang meradang atau saluran empedu yang terinfeksi. Dalam kasus tersebut, antibiotik biasanya diresepkan untuk mengurangi peradangan dan mengobati infeksi. Setelah saluran empedu tidak lagi meradang, empedu akan mengalir dengan bebas. Kanker pankreas atau bilier juga dapat menyebabkan kondisi ini. Biasanya, tumor kanker apa pun akan diangkat atau, sebagai alternatif, stent akan digunakan untuk melebarkan tabung dan memungkinkan empedu mengalir jika tumor harus tetap di tempatnya.

Ada beberapa gejala yang mungkin menunjukkan obstruksi saluran empedu. Misalnya, beberapa individu mengalami rasa sakit di bagian kanan atas perut mereka. Individu yang terkena lainnya memiliki urin berwarna gelap yang tidak normal, gatal, atau demam. Dalam beberapa kasus, orang tersebut mengembangkan kulit berwarna kuning atau penyakit kuning. Pewarnaan tinja yang tidak normal, mual, dan muntah juga merupakan gejala yang mungkin untuk kondisi tersebut.

Ada beberapa metode yang memungkinkan dokter untuk menentukan apakah seseorang mengalami penyumbatan saluran empedu atau tidak. Misalnya, pemeriksaan fisik pada daerah perut memungkinkan dokter untuk merasakan adanya tumor, kista, atau batu. Selain itu, tes darah dapat mengungkapkan apakah orang tersebut memiliki gangguan empedu atau bilirubin yang sangat tinggi. Tes darah lainnya dapat digunakan untuk menganalisis alkalin fosfat dan tingkat enzim hati. Menggunakan mesin ultrasound atau computed tomography (CT) scan memungkinkan dokter untuk mencari secara visual setiap blok pada saluran empedu.