Novel fantasi adalah genre sastra yang menampilkan unsur-unsur fantastik. Kisah-kisah yang dikategorikan dalam genre ini sering menampilkan makhluk mitologis dan sihir. Tergantung pada jenis subgenre novelnya, latar cerita bisa di alam semesta alternatif, masa lalu atau bahkan sekarang. Faktor universal dalam semua cerita ini adalah, bagaimanapun, fakta bahwa peristiwa yang terjadi dalam cerita tidak dapat terjadi dalam kehidupan nyata. Ini secara drastis memisahkan fantasi dari bentuk fiksi lainnya.
Novel adalah potongan fiksi yang panjangnya lebih panjang dari bentuk sastra lain dan ditulis dalam bentuk prosa. Jadi, mereka dibedakan dari cerita pendek berdasarkan panjangnya, dari puisi berdasarkan prosanya, dan non-fiksi berdasarkan fiksinya. Novel fantasi dibedakan dari bentuk sastra lainnya karena aspek fantasi di dalamnya. Karakter dan setting novel fantasi biasanya mengandung unsur magis atau supranatural. Selain itu, mungkin juga menampilkan makhluk mitos seperti naga, peri, atau peri.
Beberapa subgenre novel fantasi ada, termasuk fantasi tinggi, fantasi gelap dan fantasi komik. Fantasi tinggi biasanya ditandai dengan pertarungan yang baik melawan kejahatan. Contoh dari jenis fiksi ini adalah Lord of the Rings karya JRR Tolkien. Novel fantasi gelap biasanya mengandung unsur horor. Komik fantasi adalah bentuk fantasi yang melibatkan humor.
Setting dalam novel fantasi dapat bervariasi secara drastis tergantung pada subgenre novel tersebut. Fantasi tinggi biasanya terjadi di dunia alternatif. Namun, bentuk fantasi lain dapat terjadi dalam latar modern, masa lalu, masa depan atau dalam dimensi alternatif. Beberapa bentuk novel fantasi terjadi di abad pertengahan. Subgenre lain, fantasi urban, akan mengambil latar kontemporer—baik yang nyata maupun yang dibayangkan—dan menampilkan peristiwa atau orang yang fantastik.
Genre fantasi berkaitan erat dengan fiksi ilmiah. Namun, secara teknis mereka berbeda. Sementara keduanya berkaitan dengan peristiwa atau tempat yang belum dan mungkin tidak ada, fiksi ilmiah menggunakan sains untuk melakukan ini. Dengan kata lain, secara teori, fiksi ilmiah bisa terjadi dengan teknologi yang tepat. Terlepas dari perbedaannya, kedua genre ini biasanya ditempatkan bersama—bahkan terkadang disamakan dalam kategori yang sama.