Apa Itu Novel Bildungsroman?

Sebuah novel Bildungsroman menelusuri kehidupan tokoh utama dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Dalam hal ini, ini mirip dengan novel “coming of age”. Di mana novel Bildungsroman berbeda dari “kedewasaan”, bagaimanapun, adalah fokusnya pada perkembangan psikologis dan moral protagonis.
Genre ini berasal dari Jerman abad ke-18. Ide genre pertama kali dibahas oleh Friedrich von Blanckenburg pada tahun 1774, dan istilah ini pertama kali diciptakan pada tahun 1819 oleh Karl Morgenstern. Popularitas genre ini segera menyebar ke luar perbatasan Jerman dan seluruh Eropa. Sudah menjadi cara umum bagi penulis untuk menulis tentang perkembangan seseorang, terutama perkembangan perempuan dan etnis atau agama minoritas.

Ada sejumlah fitur umum dalam novel Bildungsroman. Buku-buku ini cenderung berfokus pada satu karakter, meskipun beberapa akan melihat sekelompok kecil orang. Elemen penting adalah perkembangan protagonis ini, yang sering kali dikucilkan dari masyarakat dalam beberapa cara dan sering kali merupakan anak yatim piatu yang sebenarnya atau metaforis.

Keterbatasan masyarakat di mana novel Bildungsroman ditetapkan dengan jelas. Keterbatasan ini, bersama dengan kemunduran besar atau rasa kehilangan, mendorong protagonis untuk bereaksi terhadap masyarakat. Novel ini memetakan proses yang panjang dan lambat di mana protagonis menemukan jalan kembali ke masyarakat dan untuk menerima nilai-nilai dan ide-idenya. Melalui perjalanan panjang ini, karakter memperoleh kesadaran diri dan rasa tanggung jawab sosial.

Ada sejumlah contoh novel Bildungsroman, dengan novel pertama yang diakui seperti itu adalah Magang Wilhelm Meister karya Johann Wolfgang von Goethe. Novel ini mendefinisikan genre dan mengikuti putra seorang pedagang borjuis, Wilhelm, dan ketidakpuasannya dengan siapa dia. Wilhelm mendapati situasi dan batasan sosialnya kosong dan tak bernyawa. Dia akhirnya menemukan pelipur lara dan tempat dalam kelompok misterius dan melalui memerankan drama Shakespeare, seperti “Hamlet.”

Contoh yang lebih modern adalah Never Let Me Go oleh Kazuo Ishiguro. Novel ini mengikuti tiga protagonis muda bernama Ruth, Tommy dan Kathy. Mereka adalah anak yatim piatu yang dibesarkan di sekolah asrama bernama Hailsham. Saat mereka tumbuh melalui tiga tahap buku ini, mereka belajar tentang nasib mereka: mereka adalah klon yang dirancang untuk menyumbangkan organ mereka kepada orang sakit. Sementara cinta mendorong mereka untuk mencoba dan menunda nasib mereka, mereka akhirnya belajar untuk menerimanya.

The Kite Runner, sebuah novel karya penulis Afghanistan Khaled Hosseini, menggambarkan kehidupan seorang anak laki-laki bernama Amir. Novel ini juga dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama mengikuti masa kecil Amir menerbangkan layang-layang di Kabul. Yang kedua menunjukkan penerbangan keluarganya ke Pakistan dan kemudian California setelah invasi Soviet. Yang ketiga mengikuti Amir kembali ke Pakistan untuk mengetahui nasib teman-temannya.