Neuritis okular adalah kondisi mata yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri pada saraf yang memberikan data visual ke otak dan memungkinkan pergerakan mata. Ketika saraf optik, jaringan saraf di belakang bola mata yang menyampaikan isyarat visual antara retina dan otak, menjadi meradang, kondisi ini disebut neuritis optik atau neuritis retrobulbar. Ini dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan sekilas yang berlangsung dari satu bulan hingga empat bulan atau kehilangan permanen. Peradangan saraf kranial lain yang menyebabkan mata bergerak ke atas dan ke bawah atau sisi ke sisi biasanya disebut kelumpuhan motorik okular. Penyakit autoimun, keracunan timbal dan proliferasi bakteri berbahaya di mata dapat menyebabkan kedua bentuk neuritis okular ini.
Anak-anak, khususnya bayi dan balita yang matanya masih dalam masa pertumbuhan, dapat menderita ocular neuritis setelah terpapar kadar timbal yang tinggi pada cat pada mainan atau pada dinding dan kusen jendela. Paparan timbal melalui air keran di rumah tua dengan pipa timbal juga dapat memicu neuritis mata untuk anak kecil. Tukang pipa yang terus-menerus bekerja dengan pipa timah tua juga dapat terpengaruh. Di sebagian besar negara maju, pipa timah di rumah baru dilarang.
Neuritis yang terkait dengan paparan timbal seringkali sulit didiagnosis, dengan beberapa dokter salah mengartikannya sebagai tumor otak atau meningitis basal. Diagnosis sering dibuat lebih mudah ketika kondisi lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan mata terjadi secara bersamaan, seperti adanya gusi biru di mulut — perubahan warna yang disebabkan oleh timbal. Selain perubahan gusi, jurnal kesehatan telah mendokumentasikan bayi dengan neuritis yang mengalami kondisi foot drop, kolik, dan wrist drop.
Untuk orang dewasa, penyakit dan infeksi bakteri atau virus adalah penyebab utama neuritis okular. Studi menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang didiagnosis pada usia 30 tahun atau lebih telah tertular neuritis melalui sifilis dan meningitis. Multiple sclerosis adalah penyebab lain; kelumpuhan mata melalui neuritis okular sering dilihat sebagai salah satu tanda pertama timbulnya multiple sclerosis. Reaksi alergi terhadap obat atau bahan kimia di lingkungan dapat menyebabkan neuritis pada beberapa individu yang sensitif. Kadang-kadang penyebab neuritis tidak diketahui: kabur, bintik-bintik buta, dan nyeri selama gerakan mata muncul begitu saja tanpa penyebab yang terdeteksi.
Penelitian medis mengungkapkan bahwa wanita lebih mungkin menderita neuritis okular dibandingkan pria. Terkadang saraf memperbaiki diri, mengakhiri neuritis. Di lain waktu, dokter dapat meredakan nyeri radang mata dengan kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, seperti multiple sclerosis, tidak ada obat untuk neuritis okular.