Negosiasi penawaran adalah proses memasuki diskusi dengan calon majikan mengenai persyaratan kerja yang tepat. Proses ini biasanya dimulai setelah pemberi kerja dan pemohon sepakat bahwa membuat perjanjian kerja akan saling menguntungkan, tetapi sebelum kontrak kerja benar-benar ditandatangani. Gagasan di balik negosiasi penawaran adalah untuk mengamankan gaji, tunjangan, dan fasilitas lain yang ingin dinikmati pemohon sebagai imbalan atas komitmen dan dedikasinya kepada pemberi kerja.
Ada banyak strategi berbeda untuk terlibat dalam negosiasi penawaran. Banyak dari ini bergantung pada pembentukan harapan yang masuk akal oleh kedua belah pihak. Majikan sering menyadari ada kebutuhan untuk memberikan insentif tambahan ketika mencoba untuk mempekerjakan seseorang dengan kredensial yang luar biasa. Pada saat yang sama, pelamar harus memahami dengan baik kebijakan dan prosedur biasa dari pemberi kerja, dan menentukan apakah ada potensi untuk memerintahkan semua yang dia inginkan sebagai bagian dari paket pekerjaan. Kecuali kedua belah pihak telah meneliti situasi secara menyeluruh dan percaya ada ruang untuk negosiasi gaji atau beberapa aspek lain dari negosiasi pekerjaan, upaya tersebut kemungkinan besar akan gagal.
Salah satu pendekatan yang umum adalah bagi pemberi kerja untuk mengajukan proposal pekerjaan kepada pelamar. Proposal ini biasanya mencakup rincian gaji, asuransi kesehatan, akrual waktu liburan dan sakit, opsi program pensiun, dan insentif dasar lainnya. Proposal awal ini berfungsi sebagai tempat awal untuk negosiasi penawaran.
Dengan asumsi bahwa tawaran awal tidak mencakup segala sesuatu yang pelamar ingin miliki sebagai bagian dari kontrak kerja, dia akan mengajukan proposal kontra tawaran pekerjaan. Ini akan mencakup setiap insentif dari proposal awal yang menurut pelamar dapat diterima, ditambah insentif tambahan apa pun yang dia yakini adil dan sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan. Proposal kontra ini disampaikan kepada pemberi kerja, yang kemudian memiliki pilihan untuk meninjau permintaan pemohon untuk manfaat tambahan, dan menerima revisi, atau melawan dengan beberapa jenis proposal kompromi.
Proses negosiasi penawaran berlanjut sampai kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai hasilnya. Seringkali, ini melibatkan kompromi dari kedua belah pihak, dengan pemohon memenangkan beberapa insentif tambahan, dan majikan mengamankan layanan pemohon tanpa memenuhi semua tuntutannya. Dalam skenario terburuk, negosiasi akan menemui jalan buntu, dan salah satu atau kedua belah pihak akan memutuskan negosiasi sepenuhnya. Ketika ini terjadi, tidak ada hubungan karyawan/majikan yang terjalin, dan kedua belah pihak bebas mencari peluang di tempat lain.