Model kontingensi Fiedler adalah teori yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas kepemimpinan dalam individu dalam pengaturan bisnis. Teori kepemimpinan ini diperkenalkan oleh Fred Fiedler pada awal abad ke-20, dan merupakan salah satu orang pertama yang melihat keterampilan kepemimpinan dalam kaitannya dengan lingkungan. Teori-teori sebelumnya mendalilkan bahwa beberapa individu dilahirkan sebagai pemimpin, sementara yang lain tidak mampu memimpin orang lain secara efektif. Bisnis mengandalkan model ini untuk mencari kandidat dengan apa yang disebut keterampilan kepemimpinan, dan mengabaikan kandidat yang tidak sesuai dengan profil tertentu. Model kontingensi Fiedler berbeda karena menyimpulkan bahwa siapa pun dapat memimpin organisasi di bawah jenis kondisi yang tepat.
Sebagian besar model kontingensi Fiedler didasarkan pada bagaimana calon pemimpin menanggapi survei tentang rekan kerja mereka yang paling tidak disukai. Individu yang menilai LPC relatif tinggi pada skala 1 sampai 10 dianggap berorientasi pada hubungan, sedangkan mereka yang menilai LPC rendah dianggap memiliki kepribadian berorientasi tugas. Bagi seseorang yang berorientasi pada hubungan, kinerja karyawan memiliki dampak yang relatif kecil terhadap hubungan antara manajer dan karyawan. Orang yang berorientasi pada tugas, di sisi lain, tidak bisa menikmati hubungan yang kuat dengan karyawan yang gagal memenuhi tujuan kinerja.
Di bawah model kontingensi Fiedler, individu yang berorientasi pada tugas dan hubungan dapat menjadi pemimpin yang efektif, tetapi efektivitas mereka bergantung pada tiga faktor spesifik. Yang pertama melibatkan seberapa baik ikatan pemimpin dengan timnya, dan apakah mereka sering berinteraksi. Yang kedua berkaitan dengan seberapa terstruktur tugas atau proyek tertentu. Faktor terakhir yang membantu menentukan pemimpin seperti apa yang efektif di bawah model ini adalah kekuatan dan peran manajer.
Menurut model kontingensi Fiedler, keadaan ketiga faktor ini membantu untuk menentukan seberapa menguntungkan situasi kerja tertentu. Lingkungan kerja yang paling menguntungkan adalah lingkungan yang memiliki ikatan kuat antara manajemen dan karyawan, dikombinasikan dengan tugas yang sangat terstruktur dan pemimpin dengan tingkat kekuasaan atau kendali yang tinggi. Situasi yang tidak menguntungkan melibatkan ikatan karyawan-manajemen yang lemah, tugas yang tidak jelas, dan pemimpin dengan sedikit kekuasaan.
Fiedler menyimpulkan bahwa individu yang berorientasi pada hubungan berfungsi sebagai pemimpin yang paling efektif dalam situasi dengan kesukaan sedang. Dalam situasi yang sangat menguntungkan, atau tidak menguntungkan sama sekali, individu yang berorientasi pada tugas akan menjadi pemimpin terbaik untuk pekerjaan itu. Perusahaan modern sering menggunakan model kontingensi Fiedler untuk membantu mereka mengubah situasi agar sesuai dengan pemimpin, daripada mencari pemimpin baru agar sesuai dengan situasi. Model ini juga dapat digunakan untuk mendelegasikan berbagai anggota manajemen untuk tugas atau proyek yang paling cocok untuk mereka.