Apa itu Modal Kerja Bruto?

Modal kerja kotor adalah total kas, dan setara kas, yang dimiliki bisnis. Setara kas dapat mencakup persediaan, piutang, dan investasi, seperti surat berharga, yang dapat dilikuidasi dalam tahun kalender. Ini juga dapat dikenal sebagai aset lancar atau modal yang beredar.

Sebuah bisnis membutuhkan uang tunai untuk memulai, sehingga dapat membeli properti, inventaris, dan mempekerjakan karyawan. Perusahaan kemudian menggunakan karyawannya untuk menjual barang dan menghasilkan lebih banyak uang. Uang ini kemudian diubah menjadi lebih banyak persediaan dan juga berfungsi untuk membayar lokasi dan gaji karyawan. Konversi aset perusahaan yang berkelanjutan ini — yang dalam contoh ini terdiri dari inventaris, kantor, dan karyawan — dikenal sebagai modal kerja.

Ada dua jenis modal kerja – kotor dan bersih. Modal kerja kotor umumnya berkaitan dengan semua aset perusahaan. Modal kerja bersih adalah jumlah aset atau kas yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan dari total aset lancarnya. Kewajiban dapat mencakup semua hutang yang harus dibayar oleh perusahaan yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, seperti akrual dan hutang dagang.

Tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk menjadi menguntungkan bagi pemilik dan pemegang saham. Hal ini terjadi ketika jumlah modal kerja bruto melebihi jumlah kewajiban lancar. Ini disebut sebagai modal kerja bersih positif. Modal kerja bersih negatif terjadi ketika kebalikannya benar, dan kewajiban melebihi aset.

Neraca bisnis biasanya akan menunjukkan jumlah uang tunai yang diinvestasikan dalam aset lancar dan jumlah uang tunai yang terikat dalam kewajiban lancar. Menyeimbangkan kedua jumlah ini biasanya merupakan tanggung jawab manajer keuangan perusahaan. Pekerjaan ini dikenal sebagai manajemen keuangan jangka pendek.

Perusahaan harus mempertimbangkan arus kas masuknya ketika mengevaluasi total modal kerja kotornya. Arus kas masuk mengacu pada seberapa cepat setiap aspek dari aset lancar, seperti persediaan dan surat berharga, dapat diubah menjadi kas cair. Dana ini kemudian digunakan untuk membayar tagihan perusahaan pada saat jatuh tempo.

Arus kas masuk biasanya agak tidak terduga karena ketergantungannya pada berbagai pasar tempat barang-barang perusahaan dijual. Ketidakpastian ini mengharuskan sebagian besar perusahaan untuk mempertahankan modal kerja kotor yang jauh lebih tinggi daripada kewajiban lancar, untuk memastikan bahwa semua tagihan akan dibayar tepat waktu. Setelah periode waktu tertentu, biaya operasional dapat dievaluasi kembali dan arus kas masuk diprediksi dengan lebih masuk akal, memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan tingkat aset lancar yang lebih rendah.