Mobilisasi wajah mungkin terdengar seperti ada hubungannya dengan gerakan wajah, tetapi sebenarnya itu adalah sesuatu yang sangat berbeda. Fasia mengacu pada jaringan ikat, jaringan serat kolagen yang mengelilingi organ, otot, saraf, dan pembuluh darah. Sistem fasia memberikan dukungan dan memberikan nutrisi ke struktur ini, serta berfungsi sebagai jembatan ke kerangka. Sistem ini juga membantu menyerap kejutan dan menahan cedera fisik.
Sistem fasia dipandang sebagai tiga dimensi. Artinya, ia ada sebagai satu, jaringan jaringan ikat yang panjang dan berkelanjutan. Meskipun terbuat dari serat kolagen padat untuk memberikan kekuatan, itu juga terdiri dari serat elastin yang meregang untuk membantu mencegah cedera. Pendukung mobilisasi fasia percaya bahwa seluruh sistem fasia dapat mempengaruhi kekebalan dan kemampuan alami tubuh untuk membersihkan dirinya dari racun.
Diperkirakan juga bahwa gangguan fungsi fasia dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri dan peradangan. Gangguan pada wajah dapat disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya, trauma fisik, jaringan parut yang dihasilkan dari prosedur pembedahan, atau ketidaksejajaran postur yang berkepanjangan dapat menyebabkan penyempitan pada sistem fasia.
Mobilisasi fasia adalah jenis latihan tubuh yang mencoba memperbaiki ketidakseimbangan dalam sistem fasia untuk mengembalikan fungsi yang tepat. Secara khusus, ini adalah teknik yang bertujuan untuk menghilangkan stres dengan menerapkan tekanan ke area yang ditargetkan dalam sistem fasia. Tujuan dari mobilisasi fasia adalah untuk membuat jaringan bergerak kembali ke arah yang benar untuk meningkatkan mobilitas.
Sebagai metode terapeutik, mobilisasi fasia digunakan untuk meredakan gangguan autoimun, seperti fibromyalgia. Hal ini juga digunakan untuk mengobati skoliosis, sakit kepala kronis, sakit punggung, dan bahkan nyeri leher rahim. Tentu saja, mereka yang mengalami cedera olahraga dapat mengambil manfaat dari mobilisasi fasia juga.
Sebelum melakukan mobilisasi fasia, praktisi biasanya akan menilai integritas sistem muskuloskeletal. Hal ini dicapai melalui pengamatan visual dari postur, diikuti dengan pemeriksaan fisik dengan tangan untuk mencari restriksi dan tekanan pada fasia. Terapis kemudian akan mendorong mobilisasi fasia ke area di mana stres terdeteksi dengan penerapan tekanan lembut. Tujuannya adalah untuk melepaskan dan memperpanjang jaringan lunak untuk membantu meningkatkan mobilitas sendi, sirkulasi dan bahkan transmisi saraf.
Teknik mobilisasi wajah mungkin memerlukan adaptasi dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya, terapi yang dimodifikasi mungkin diperlukan jika pasien mengalami peradangan parah, cenderung mudah memar, atau sedang hamil. Selain itu, individu tertentu tidak boleh menerima terapi mobilisasi fasia, seperti mereka yang menderita kanker atau infeksi sistemik.