Mitologi komparatif adalah studi tentang mitologi budaya dan masyarakat yang berbeda dan membandingkan mitologi ini untuk lebih memahami setiap budaya dan kemanusiaan secara umum. Ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, meskipun biasanya melibatkan mempelajari sistem mitologi yang berbeda secara umum atau membandingkan cerita serupa dalam setiap mitologi. Tema atau motif umum di antara mitologi dapat ditemukan, sering kali berhubungan dengan masalah serupa yang dihadapi budaya yang berbeda atau cara di mana satu budaya memengaruhi budaya lain. Mitologi komparatif sering dipelajari oleh individu yang tertarik pada antropologi dan penceritaan karena telah terjadi dan berubah sepanjang sejarah yang tercatat.
Salah satu aspek terpenting dari mitologi komparatif adalah pemahaman tentang sistem mitologi yang berbeda dan bagaimana budaya yang berbeda telah menggunakan mitos untuk menjelaskan dunia di sekitar mereka. Orang Yunani Kuno, misalnya, menciptakan sistem mitologi yang rumit dan kuat yang dipenuhi dengan banyak dewa, makhluk, pahlawan epik, dan tokoh lain yang digunakan untuk menjelaskan aspek misterius atau kompleks dari dunia di sekitar mereka. Sebagian besar bentuk mitologi yang dipelajari dalam mitologi komparatif muncul sebagai sarana di mana dunia dan alam semesta yang tampaknya tidak dapat diketahui dijelaskan dengan cara yang membuat peristiwa acak atau dunia alam lebih teratur dan dapat dipahami.
Seseorang yang mempelajari mitologi komparatif mungkin melihat dewa dan makhluk yang berbeda dalam berbagai sistem mitologi dan membandingkan serta membedakannya. Dalam mitologi Nordik, misalnya, salah satu dewa utama adalah Odin, yang merupakan figur ayah-dewa dalam tradisi Nordik dan merupakan dewa perang dan puisi. Dewa langit, guntur, dan kilat dalam mitologi Nordik adalah Thor, yang tidak sekuat Odin. Namun, dalam mitologi Yunani, dewa langit, guntur, dan kilat adalah Zeus, yang juga merupakan ayah-dewa untuk sistem mitologi tersebut. Seseorang yang mempelajari mitologi komparatif mungkin mempertimbangkan bagaimana pentingnya ditempatkan pada dewa-dewa ini mencerminkan sikap masing-masing masyarakat.
Mitologi komparatif juga dapat dipelajari dengan fokus pada konsep atau mitos tertentu yang umumnya umum di antara sistem mitologis. Hampir semua mitologi memasukkan mitos penciptaan, yang merupakan penjelasan tentang bagaimana alam semesta dan dunia muncul. Mitos penciptaan Jepang, misalnya, melibatkan laut dari mana satu tanaman tumbuh dan berubah menjadi dewa pertama yang menciptakan dewa-dewa lain, yang kemudian menciptakan pulau-pulau Jepang dan menghuninya.
Ini dapat dibandingkan dengan mitos penciptaan Norse, di mana dunia diciptakan oleh para dewa yang memberontak melawan ayah mereka, seorang raksasa, dan membunuhnya. Para dewa kemudian membuat dunia dari mayatnya: menggunakan tulangnya untuk membuat gunung, rambutnya untuk membuat pohon, dan darahnya untuk membuat lautan dan sungai di dunia. Dalam mitologi komparatif, mitos penciptaan yang berbeda ini dapat dibandingkan untuk mempertimbangkan apa yang tampaknya dicerminkan oleh setiap cerita tentang budaya yang muncul bersamanya. Namun, pertimbangan ini bukanlah penilaian nilai, dan perbedaan budaya digarisbawahi oleh keinginan bersama di antara budaya untuk menjelaskan dunia melalui penceritaan.