Apa itu Mikroskop Senyawa?

Mikroskop majemuk adalah mikroskop yang dilengkapi dengan dua atau lebih lensa cembung. Pembesaran tinggi yang dihasilkan oleh lensa ini bersama-sama memungkinkan studi terperinci tentang mikroorganisme, sel, dan jaringan. Oleh karena itu, jenis mikroskop ini banyak digunakan dalam penelitian ilmiah dan medis.
Zacharias Janssen, pembuat kacamata Belanda, menemukan mikroskop majemuk pada tahun 1590. Galileo meluncurkan versinya pada tahun 1610. Beberapa ilmuwan dan penemu lain kemudian membantu menyempurnakan desain dan kemampuan kerjanya.

Desain dasar mikroskop cahaya majemuk terdiri dari lensa cembung yang dipasang di kedua ujung tabung berongga. Tabung ini dipasang pada nosepiece putar yang dapat disesuaikan. Ada panggung yang dapat disesuaikan di bawah penutup hidung; slide spesimen ditempatkan atau dipasang pada tahap ini untuk pengamatan melalui lensa. Panggung memiliki jendela atau lubang di mana sumber cahaya dapat menerangi spesimen yang diamati.

Sumber cahaya dapat berupa cermin yang memantulkan cahaya alami atau lampu di alasnya. Sinar iluminasi melewati jendela panggung dan melalui spesimen. Cahaya menerangi area di sekitar spesimen, membuat spesimen menonjol dalam kontras. Tingkat kontras dikontrol dengan mengontrol jumlah iluminasi. Efek lebih terang atau redup dicapai dengan membuka atau menutup diafragma iris di bawah panggung, atau dengan menyesuaikan ketinggian lampu.

Lensa atas mikroskop majemuk, yang lebih dekat ke mata pengamat, adalah lensa okuler atau lensa okuler. Mikroskop bermata memiliki satu lensa okuler, dan mikroskop binokular memiliki lensa okuler ganda. Versi trinocular memiliki lensa mata ganda dan pengaturan pemasangan kamera.

Lensa objektif adalah lensa yang lebih rendah lebih dekat ke objek yang dilihat. Mungkin ada tiga atau empat yang berbeda yang terletak di bagian hidung yang berputar dari mikroskop majemuk. Nosepiece diputar untuk memilih lensa objektif yang menawarkan perbesaran paling cocok untuk spesimen tertentu.

Empat lensa objektif adalah objektif daya pemindaian, objektif daya rendah, objektif kering tinggi, dan objektif minyak imersi. Mereka memiliki perbesaran 4X, 10X, 40X dan 100X masing-masing. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 10X.
Untuk mendapatkan faktor perbesaran total, perbesaran okuler dikalikan dengan perbesaran objektif. Jadi, dengan lensa okuler 10X dan lensa objektif 100X, perbesaran 1000X tercapai. Artinya, suatu benda yang dilihat diperbesar 1000 kali ukuran sebenarnya. Perbesaran yang lebih tinggi juga dimungkinkan.

Ketika sebuah benda berada dalam fokus, lensa objektif membentuk bayangan nyata terbalik dari objek pada suatu titik di dalam fokus utama lensa okuler. Lensa okuler kemudian memperlakukan gambar terbalik ini sebagai objek dan menghasilkan gambar tegak lurus. Gambar ini adalah gambar yang diperbesar yang dilihat oleh pengamat.