Metode Buteyko, juga dikenal sebagai Teknik Pernapasan Buteyko, dikembangkan oleh mendiang Dr. Konstantin Buteyko. Metode ini menggunakan pernapasan dangkal untuk membantu meringankan gejala asma dan masalah lain yang berkaitan dengan pernapasan. Ini adalah metode pernapasan yang dapat dilakukan oleh orang dewasa dan anak-anak, kapan saja di mana saja, dan biasanya memberikan bantuan yang konsisten dari gejala.
Praktisi metode ini terutama meninjau kondisi klien mereka dan kemudian menyesuaikan program untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Metode pernapasan ini semuanya bersifat fisik—tidak ada mesin teknis, obat-obatan, vitamin, atau obat-obatan herbal yang terlibat dalam latihan ini. Ini umumnya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari individu. Klien juga sering disarankan untuk tidak mengganti obat mereka saat ini tanpa konsultasi dari dokter mereka.
Evaluasi pola pernapasan dengan mengukur kadar karbon dioksida dalam tubuh sangat penting dalam praktik metode Buteyko. Ini biasanya dilakukan dengan menahan napas setelah menghembuskan napas normal. Durasi biasanya diukur dengan stop watch sampai perasaan tidak nyaman muncul dan mendorong orang tersebut untuk melanjutkan pernapasan. Menurut kriteria Buteyko, orang dengan pola pernapasan yang sehat umumnya mampu menahan napas selama kurang lebih 40 hingga 60 detik tanpa merasa tidak nyaman. Mereka yang jatuh di bawah 40 detik, mungkin tidak memiliki masalah saat ini, tetapi mungkin memiliki peningkatan risiko untuk mengembangkan masalah pernapasan di kemudian hari. Mereka yang mengukur di bawah 20 detik biasanya menderita masalah pernapasan.
Para ahli dalam Teknik Pernapasan Buteyko biasanya memberikan serangkaian ceramah untuk mengajar individu dengan masalah pernapasan cara mempraktikkan metode Buteyko dengan benar. Mereka memasukkan tiga prinsip dalam latihan pengajaran mereka: pengurangan pernapasan, pernapasan melalui hidung atau pernapasan hidung dan relaksasi.
Latihan pengurangan pernapasan biasanya dipelajari selama sesi pertama. Latihan-latihan ini menggabungkan kontrol pernapasan dengan secara sadar mengurangi laju pernapasan. Hal ini dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang agar peserta dapat mengadopsi teknik dan menggunakannya secara naluriah. Menahan napas setelah menghembuskan napas biasanya menjadi lebih lama dan lebih nyaman saat sesi berlanjut.
Pernapasan hidung juga merupakan elemen penting dalam metode Buteyko. Peserta diajari cara bernapas dengan benar melalui hidung. Pernapasan melalui hidung berfungsi untuk melembabkan, menghangatkan dan membersihkan udara yang masuk ke paru-paru serta membantu tubuh mempertahankan konsentrasi karbon dioksida yang tinggi. Dengan penggunaan pernapasan hidung sepanjang hari, banyak penderita asma mengalami gejala asma yang tidak terlalu parah pada malam hari. Teknik relaksasi bekerja untuk membantu pasien asma menghadapi serangan asma ketika itu terjadi.