Apa itu Meningitis Tuberkulosis?

Meningitis tuberkulosis adalah komplikasi yang berkembang dari kasus aktif tuberkulosis. Ketika bakteri tuberkulosis menjajah jaringan sistem saraf pusat, mereka dapat menyebabkan meningitis. Kondisi yang jarang terjadi di negara maju, tuberkulosis dan meningitis tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang serius di banyak negara. Jika tidak diobati, penyakit ini berakibat fatal.

Meningitis tuberkulosis berkembang dalam dua fase. Pada fase pertama infeksi, basil tuberkulosis menyerang tubuh melalui sistem pernapasan. Paparan air liur orang yang terinfeksi, melalui kontak langsung atau melalui udara dapat menyebabkan infeksi tuberkulosis. Infeksi biasanya dimulai di paru-paru tetapi dapat menyebar ke organ lain saat penyakit berkembang.

Setelah infeksi tuberkulosis berlangsung, komplikasi yang disebut meningitis tuberkulosis dapat berkembang. Jika meningen atau parenkim otak terinfeksi tuberkulosis, lesi dapat terbentuk di sekitar sistem saraf pusat. Legiun ini tumbuh dalam ukuran dan bisa pecah. Jika legiun ini pecah ke dalam ruang subarachnoid, yang merupakan rongga kecil di permukaan otak, kondisi ini berkembang menjadi meningitis.

Gejala meningitis tuberkulosis, yang datang secara bertahap, termasuk demam, mual, sakit kepala, kaku pada leher, kepekaan terhadap cahaya dan perubahan kondisi mental. Kondisi ini dapat menyebabkan kejang, gangguan pendengaran, penumpukan cairan di otak atau tengkorak dan kerusakan otak. Jika tidak diobati, penyakit ini berakibat fatal.

Meskipun meningitis tuberkulosis adalah kondisi serius, ada pengobatan yang efektif yang tersedia. Pasien diberikan sejumlah obat antituberkulosis sekaligus dan terus meminum obat tersebut setidaknya selama 12 bulan. Penyakit ini dapat kambuh, sehingga diperlukan tindak lanjut yang sering. Pengobatan dini tuberkulosis biasanya akan mencegah perkembangan meningitis.

Meningitis tuberkulosis dapat diidentifikasi secara positif melalui penggunaan spinal tap. Mengumpulkan cairan tulang belakang memungkinkan profesional kesehatan untuk menentukan apakah pasien menderita segala bentuk meningitis. Tuberkulosis dapat diidentifikasi melalui tes darah, rontgen dada, dan tes kulit. Hasil dari banyak tes ini mungkin memakan waktu cukup lama, jadi beberapa dokter mungkin memulai pengobatan jika diduga meningitis tuberkulosis. Pasien memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan dari penyakit dan tidak mengalami komplikasi jika mereka dirawat lebih awal.

Penyakit ini relatif jarang terjadi di negara maju. Di negara-negara dengan sanitasi yang buruk di mana banyak orang tidak memiliki akses ke layanan kesehatan, tuberkulosis dan meningitis tuberkulosis lebih sering terjadi. Tingkat kematian untuk penyakit ini juga jauh lebih tinggi di negara berkembang. Baik tuberkulosis maupun meningitis tuberkulosis dianggap sebagai serangkaian ancaman kesehatan di negara berkembang.