Apa Itu Mastikasi?

Mastikasi adalah tindakan mengunyah atau menggiling makanan di dalam mulut. Pada sebagian besar hewan, termasuk manusia, tujuan utamanya adalah mengubah bahan makanan menjadi bubur yang lembut dan hangat yang disebut bolus, yang dapat dengan mudah ditelan. Ini adalah langkah pertama dalam pencernaan pada mamalia, yang memecah makanan menjadi karbohidrat sederhana yang dapat diubah menjadi energi atau disimpan untuk digunakan nanti. Mastikasi adalah aktivitas yang agak kompleks, setidaknya dari perspektif fisiologis, karena mengharuskan otot rahang, lidah, dan gigi bekerja sama untuk mendorong makanan di sekitar mulut dalam gerakan berirama. Tindakan ini meningkatkan luas permukaan makanan, yang memungkinkan enzim pencernaan dalam air liur bekerja secara efisien untuk membunuh bakteri dan memulai pencernaan. Mengunyah yang benar tidak hanya sepenuhnya memanfaatkan nilai gizi makanan, tetapi biasanya juga membantu mulut dan gigi tetap bersih.

Otot dan Tulang Terlibat

Mengunyah dilakukan secara eksklusif di dalam mulut, dan biasanya pertama-tama dan terutama membutuhkan engsel dan pelenturan tulang rahang bawah yang terkontrol. Otot-otot di sekitar rahang menggerakkannya ke atas dan ke bawah serta dari sisi ke sisi. Tergantung pada ketebalan dan kepadatan makanan yang dipotong, rahang terkadang harus memanjang sangat lebar, sedangkan dalam kasus lain rahang hanya perlu berputar dan berengsel dengan cara yang kecil, hampir tidak terlihat. Gigi juga penting dalam hal menggiling dan menghancurkan berbagai bahan.

Lidah juga memiliki peran penting. Ini membantu mendorong makanan di sekitar dalam mulut dan dapat menyapu keluar dari celah-celah yang dibuat oleh gigi dan gusi, sambil tetap keluar dari jalan otot rahang. Lidah juga membantu melunakkan makanan untuk memungkinkan pengunyahan yang lebih efisien, dan membantu memindahkan makanan ke tenggorokan selama proses menelan juga, yang melanjutkan pencernaan.

Peran dalam Makan dan Gizi

Kata mastikasi berasal dari bahasa Latin masticare, yang diterjemahkan sebagai “mengunyah.” Para peneliti umumnya percaya bahwa kemampuan untuk mengunyah berkembang sehingga mamalia dapat memanfaatkan lebih banyak variasi makanan. Beberapa hewan, terutama ular, menelan makanan utuh. Walaupun mamalia dan manusia sering melakukan hal ini, biasanya ini bukan cara terbaik bagi mereka untuk mendapatkan semua nutrisi yang ditawarkan makanan tertentu. Mengunyah terlebih dahulu memungkinkan makanan terurai menjadi komponen terpentingnya, yang biasanya membuatnya lebih mudah diserap dan lebih mudah diubah tubuh menjadi energi yang berguna. Karnivora memiliki rahang dan gigi yang memungkinkan mereka untuk merobek daging dan menelan dengan sedikit mengunyah, tetapi mengunyah biasanya tetap dianjurkan untuk nutrisi yang ideal. Herbivora, seperti sapi yang mengunyah makanan, hampir secara terus-menerus memindahkan makanan berserat tinggi mereka di sekitar mulut mereka, perlahan-lahan mengeluarkan nutrisi.

Manfaat Diet

Umumnya, mengunyah makanan merupakan faktor kemampuan tubuh untuk merasa puas setelah makan. Jika dilakukan dengan benar dan menyeluruh, lidah dapat mencicipi makanan manis, asam, asin, dan pahit, satu langkah menuju rasa kenyang. Mengunyah perlahan menarik lebih banyak nutrisi dari makanan dan memberi sinyal pada sistem pencernaan lainnya untuk memulai aliran jus untuk mencerna makanan yang sedang dalam perjalanan.

Ahli diet dan ahli kesehatan biasanya merekomendasikan agar pengunjung mengunyah setiap gigitan setidaknya 35 kali sebelum menelan. Garpu harus diistirahatkan dan seteguk air diminum di antara gigitan, yang memberi otak kesempatan untuk merasa kenyang.

Koneksi Neurologis

Seperti kebanyakan fungsi tubuh, mengunyah dikendalikan oleh batang otak, biasanya sebagai respons dari sinyal saraf yang menunjukkan bahwa makanan masuk ke mulut. Meskipun menjadi sifat kedua dan terjadi hampir secara otomatis pada sebagian besar hewan yang sudah berkembang, ini adalah keterampilan yang dipelajari bagi sebagian besar mamalia. Bayi manusia harus mengembangkan otot rahang sebelum mereka dapat mulai mengunyah makanan lunak pada usia sekitar tiga bulan, misalnya. Mamalia biasanya mengembangkan otot-otot ini sebagian melalui menyusui yang diperlukan untuk mendapatkan susu dari ibu mereka di hari-hari dan minggu-minggu pertama. Saat otot mereka berkembang dan gigi mereka mulai muncul, mereka biasanya akan mulai mengunyah segera ketika mulut mereka bersentuhan dengan makanan.

Setidaknya pada manusia, tersedak bisa menjadi masalah besar sampai anak kecil belajar mengunyah dengan seksama sebelum mencoba menelan. Di dunia hewan, anak-anak biasanya menggigit makanan mereka sendiri atau mengunyahnya terlebih dahulu oleh ibu atau penyedia perawatan lainnya, jadi tersedak bukanlah masalah besar karena porsi dan ukuran gigitannya tentu kecil. Namun, ketika orang tua memberikan makanan kepada bayi, mudah untuk melebih-lebihkan kemampuan anak dan menyajikan makanan yang tidak cukup lunak atau yang dapat menyumbat tenggorokan jika tidak sengaja tertelan utuh.