Pengecer umumnya membeli barang dari produsen atau distributor dengan jumlah tertentu. Harga ini sering disebut harga grosir. Pengecer kemudian menjual barang-barang itu kepada pelanggannya dengan jumlah yang lebih tinggi daripada yang dia beli. Ini dikenal sebagai harga eceran. Oleh karena itu, markup eceran adalah perbedaan antara harga yang dibeli pengecer dengan harga yang dia jual.
Menghitung markup eceran cukup sederhana bila harga grosir diketahui. Jawabannya diperoleh dengan mengambil jumlah penjualan dan mengurangi jumlah grosir. Jika seseorang ingin tahu berapa persentase barang yang telah di-markup, dia cukup mengambil harga markup dan membaginya dengan harga penjualan eceran.
Tanpa markup ritel, hanya ada sedikit, jika ada, alasan untuk memiliki bisnis ritel. Ketika tidak ada markup, dan pengecer menjual barang dengan jumlah yang sama seperti yang mereka beli, ini dikenal sebagai menjual dengan biaya. Ketika pengecer menjual barang kurang dari yang dia beli, ini dikenal sebagai menjual di bawah biaya. Dalam beberapa kasus, barang-barang tertentu dijual dengan cara ini untuk menarik konsumen dengan tujuan meraup keuntungan dari penjualan barang-barang lainnya. Namun, menjual tanpa markup eceran sebagai praktik umum tidak berkelanjutan.
Konsumen sering merasa tertipu ketika menghitung markup ritel produk yang mereka beli. Ini karena banyak orang sulit memahami bagaimana, meskipun markupnya signifikan, keuntungan bisnisnya rendah. Alasan untuk ini sebagian besar karena biaya overhead yang terlalu tinggi.
Sebuah bisnis dapat membeli barang dan menjualnya dengan harga dua kali lipat dari harga grosir. Namun, dari harga jual eceran, tidak hanya barang yang harus dibeli lebih banyak, tetapi biaya lain seperti sewa, gaji, dan transaksi perbankan harus dipotong. Setelah semua biaya overhead dikurangkan, bisnis mungkin memiliki sedikit atau tidak ada keuntungan.
Ini adalah salah satu alasan mengapa markup ritel sangat penting. Jika jumlah ini tidak diperhitungkan dengan bijak, sebuah bisnis bisa cepat gulung tikar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan markup retail. Untuk memulainya, penawaran dan permintaan produk harus dinilai.
Ketika ada permintaan yang besar untuk produk dan hanya ada sedikit pemasok, sebuah bisnis sering kali dapat meningkatkan markup ritel secara substansial. Namun, jika ada permintaan yang besar tetapi banyak pemasok, tidak bijaksana bagi sebuah bisnis untuk memberi markup produk semacam itu secara berlebihan. Ini mengungkapkan salah satu elemen terpenting dalam keputusan markup: persaingan.