Margin laba operasi adalah ukuran untuk berapa banyak pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualannya. Rasio tersebut seringkali berada di bawah rasio profitabilitas standar yang digunakan oleh perusahaan. Pemilik dan manajer dapat menghitung ukuran profitabilitas ini untuk setiap periode akuntansi. Rumus dasar margin laba operasi adalah pendapatan operasi dibagi dengan total pendapatan penjualan. Pendapatan operasional adalah laba kotor, dikurangi biaya operasional dan depresiasi. Ini pada dasarnya adalah laba bersih dari laporan laba rugi, sebagaimana ditentukan oleh prinsip akuntansi standar.
Pendapatan kotor adalah pendapatan penjualan dikurangi diskon, retur, potongan harga dan harga pokok penjualan. Angka ini membantu perusahaan menentukan berapa banyak uang yang diperolehnya untuk membayar barang-barang yang dijualnya. Perusahaan jasa cenderung memiliki harga pokok penjualan yang lebih sedikit sementara perusahaan ritel dan manufaktur akan memiliki lebih banyak. Informasi ini juga berasal dari laporan laba rugi perusahaan. Ini adalah blok awal untuk formula margin laba operasi.
Dengan menggunakan rumus di atas, perusahaan sekarang dapat menghitung margin laba operasinya. Sebuah perusahaan memiliki $75,000 Dolar AS (USD) dalam laba kotor, $40,000 USD dalam beban pokok penjualan dan $20,000 USD dalam biaya operasional. Pendapatan operasional perusahaan adalah $15,000 USD. Margin laba usaha perusahaan sebesar 20%. Ini berarti perusahaan memperoleh laba $0.20 USD untuk setiap $1 USD dalam penjualan.
Margin laba dan formula terkaitnya membantu perusahaan membandingkan pendapatannya dengan perusahaan lain dalam industri. Hal ini memungkinkan pemilik bisnis dan manajer untuk menentukan di mana mereka perlu menurunkan biaya untuk meningkatkan keuntungan. Misalnya, melihat komponen individu dalam rumus margin laba operasi dapat membantu perusahaan fokus pada area operasi bisnis tertentu. Di sisi lain, perusahaan juga dapat melihat apakah penjualan mereka lebih rendah dari perusahaan lain di industri. Proses perbandingan ini membantu perusahaan menjadi lebih kompetitif melalui penggunaan rasio profitabilitas.
Margin operasi seharusnya tidak menjadi satu-satunya rasio profitabilitas yang digunakan perusahaan. Informasi akuntansi keuangan dapat mengandung kekurangan yang mendistorsi rasio. Misalnya, menggunakan strategi agresif untuk mencatat penjualan dapat menyebabkan rasio miring. Laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi ini mungkin tidak dapat direalisasikan oleh perusahaan. Kas yang diterima dari laba juga akan lebih rendah dan sedikit berguna bagi perusahaan.
Pertimbangan lain adalah untuk menghapus item yang tidak berulang dari laporan laba rugi. Item ini jarang terjadi dan dapat menambah atau mengurangi laba bersih perusahaan. Pos luar biasa ini mungkin juga memerlukan pengungkapan sehingga pemilik dan manajer mengetahui pos mana yang tidak berulang dalam laporan laba rugi.