Apa Itu Makanan untuk Dipikirkan?

Ungkapan idiomatik bahasa Inggris “makanan untuk dipikirkan” menggambarkan sesuatu yang merangsang secara intelektual, yang menarik untuk dipikirkan, atau yang memiliki makna mendalam, yang dapat atau harus direnungkan panjang lebar. Penggunaan frasa ini berasal dari tahun 1800-an, tetapi banyak sejarawan bahasa percaya bahwa itu digunakan jauh lebih awal. Jika seseorang mengatakan bahwa sesuatu adalah “makanan untuk dipikirkan”, itu berarti mereka menganggapnya menarik atau menggelitik; itu mungkin juga menunjukkan bahwa pembicara tidak ingin menarik kesimpulan atau berkomitmen pada suatu posisi pada suatu topik dengan tergesa-gesa.

Ide penting di balik frasa ini adalah alegoris. Ini adalah gagasan bahwa masalah atau konsep yang kompleks dapat memberikan nutrisi bagi otak dengan cara yang sama seperti makanan memberikan nutrisi bagi tubuh. Arti dari ungkapan itu sendiri adalah bahan pemikiran para ahli yang merenungkan peran gagasan dan dalam otak manusia dan perkembangan manusia secara umum.

Sementara banyak penutur bahasa Inggris mungkin akrab dengan ungkapan “makanan untuk dipikirkan”, banyak dari mereka mungkin tidak menggunakannya sendiri dalam percakapan. Sebaliknya, beberapa alternatif umum seperti “sesuatu untuk dipikirkan” dapat digunakan. Ungkapan tersebut sebenarnya merupakan metafora yang lebih berwarna yang tidak diperlukan untuk menyampaikan konsep dasar yang dibicarakan pembicara.

Meskipun gagasan “makanan untuk dipikirkan” tidak sepenuhnya ilmiah, ia memiliki banyak aplikasi untuk pemikiran serupa tentang cara pikiran dan tubuh manusia bekerja bersama. Para ahli sering merekomendasikan kombinasi kesehatan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual untuk kesehatan yang baik secara keseluruhan. Dalam pengertian ini, “makanan intelektual” dapat menjadi bagian dari makanan total untuk keberadaan manusia yang sehat. Dalam idiom serupa, orang-orang beragama sering berbicara tentang diberi makan secara rohani dan bahkan menggunakan ungkapan “manusia tidak hidup dari roti saja” untuk membicarakan gagasan bahwa makanan rohani itu penting untuk memelihara manusia. Frasa idiomatik bekerja dengan dasar yang sama, meskipun biasanya tidak dimaksudkan sebagai deskripsi dari sesuatu yang diperlukan untuk kesehatan yang baik.

Seringkali, pembicara juga menggunakan frasa tersebut untuk menggambarkan sebuah karya seni dengan baik. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan “buku tentang isu-isu sosial itu benar-benar bahan untuk dipikirkan.” Hal yang sama dapat dikatakan tentang film atau karya seni lainnya yang merangsang kecerdasan. Atau, seorang pembicara mungkin menggunakannya untuk menunda memberikan tanggapan langsung terhadap proposal yang melibatkan membuat komitmen besar, atau di mana mungkin tampak kasar atau meremehkan untuk segera menanggapi negatif. Misalnya, orang tua yang protektif mungkin menggunakan frasa ini sebagai tanggapan terhadap seorang remaja muda yang meminta izin untuk kencan pertama, sehingga mendapatkan waktu untuk memikirkannya.