Apa itu Makanan Kelaparan?

Istilah makanan kelaparan biasanya mengacu pada sumber makanan yang digunakan terutama ketika tanaman pangan pokok biasa gagal, seperti pada saat kekeringan atau jenis gagal panen lainnya, atau pada masa perang, ketika ada risiko kelaparan dan kekurangan gizi yang parah. . Seringkali, makanan kelaparan adalah sumber makanan liar, yang berarti tanaman atau hewan yang diburu atau dikumpulkan daripada dibudidayakan atau diternakkan. Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak makanan kelaparan bergizi, tetapi meskipun demikian, mereka sering dianggap tidak diinginkan, mungkin karena hubungannya yang kuat dengan masa-masa sulit. Juga, beberapa makanan kelaparan rasanya tidak enak, dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau penyakit jika dimakan dalam jumlah banyak. Contoh makanan kelaparan termasuk roti yang dibuat dengan kulit kayu tanah di Skandinavia pada saat kelangkaan, rumput liar dimakan di Rusia pada masa perang, dan rumput laut yang dimakan di beberapa bagian Irlandia pada saat kelaparan.

Makanan kelaparan seringkali merupakan tanaman liar yang kuat dan mampu bertahan dalam kondisi cuaca buruk yang menghancurkan tanaman pertanian. Pengetahuan tentang tanaman liar apa yang dapat digunakan pada saat kelaparan biasanya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Pengetahuan tradisional ini seringkali tetap kuat di masyarakat yang lebih tradisional, terutama di negara berkembang, di mana kebutuhan akan sumber makanan alternatif masih besar. Dalam masyarakat yang lebih maju, banyak dari pengetahuan tradisional ini telah hilang.

Di banyak masyarakat, makanan kelaparan dianggap sebagai sumber makanan tabu di masa makmur. Stigma sosial ini sebagian disebabkan oleh makanan kelaparan yang dianggap sebagai makanan kemiskinan, karena makanan ini terutama dimakan oleh orang-orang miskin atau di masa-masa miskin. Namun, apa yang dianggap sebagai makanan kelaparan atau kemiskinan dapat berubah seiring waktu. Misalnya, lobster dianggap sebagai makanan kemiskinan di beberapa bagian Atlantik Kanada dan Amerika Serikat bagian timur hingga akhir 1800-an. Setelah itu, ia mendapatkan popularitas dan akhirnya menjadi makanan berstatus tinggi.

Di Etiopia, penggunaan makanan kelaparan oleh penduduk setempat digunakan sebagai salah satu indikator seberapa parah kelaparan yang sedang berlangsung. Sumber makanan kelaparan Ethiopia termasuk buah-buahan kaktus, berbagai sayuran berdaun liar, pohon buah-buahan liar, dan semak liar. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menjinakkan tanaman tertentu yang digunakan sebagai makanan kelaparan di Ethiopia, karena tanaman asli ini lebih toleran terhadap kekeringan dan membutuhkan lebih sedikit pestisida daripada tanaman impor. Namun, tabu sosial yang kuat dan efek samping dari mengkonsumsi makanan kelaparan tertentu telah menghambat upaya ini.