Apa itu Magnitudo Semu?

Magnitudo yang tampak dari suatu objek di luar angkasa adalah seberapa terang penampakannya di Bumi, dengan mempertimbangkan efek atmosfer Bumi. Benda yang lebih terang memiliki magnitudo yang lebih rendah daripada benda yang lebih redup. Skala magnitudo tampak adalah logaritmik, maka bintang dengan magnitudo satu akan menjadi sekitar dua setengah kali lebih terang daripada magnitudo mutlak dua. Magnitudo semu adalah pengukuran yang umum digunakan dalam astronomi, karena memungkinkan perbandingan langsung dari kecerahan relatif dua objek.

Magnitudo semu visual menggunakan skala di mana semakin rendah nilainya, semakin terang objek karena alasan historis. Ketika bintang yang pertama kali dikategorikan, bintang dengan magnitudo satu dianggap berada dalam kategori paling terang. Bintang di kategori enam adalah yang paling redup yang bisa dilihat oleh mata manusia. Sejak itu penggunaan teleskop berarti sekarang mungkin untuk melihat bintang yang lebih jauh dan lebih redup. Misalnya, Teleskop Luar Angkasa Hubble dapat melihat objek hingga magnitudo 31.5.

Kecerahan bintang yang tampak tergantung pada ukurannya, serta jaraknya dari Bumi. Ini karena daya yang dipancarkan oleh bintang mengikuti hukum kuadrat terbalik, yang berarti bahwa jika jaraknya digandakan, daya berkurang empat. Untuk alasan ini, magnitudo semu hanya dapat memberikan informasi terbatas tentang suatu objek kecuali variabel lain diketahui.

Sementara magnitudo semu adalah kecerahan benda langit yang dilihat dari Bumi, magnitudo absolut adalah ukuran kecerahan sebenarnya dari suatu objek. Dalam banyak situasi, magnitudo mutlak lebih berguna daripada magnitudo semu karena memperhitungkan jarak suatu benda. Kecerahan semu dari sebuah bintang atau objek lain harus diketahui sebelum magnitudo mutlak dapat dihitung.

Pertimbangan penting ketika mengukur besarnya adalah frekuensi cahaya yang dipancarkan. Semua instrumen pengukur cahaya memiliki kisaran sensitivitas tergantung pada cahaya yang diukur, sehingga kecerahan yang tampak dalam satu pita gelombang mungkin berbeda dengan yang lain. Untuk menjelaskan hal ini, pengukuran apa pun dengan magnitudo semu harus menyertakan detail tentang bagaimana hal itu diperoleh.

Beberapa contoh termasuk kecerahan maksimum Venus, yaitu -4.1; Sirius, bintang paling terang di langit, yang memiliki nilai -1.47; dan kecerahan maksimum Pluto, yaitu 13.65. Matahari memiliki magnitudo yang teramati sebesar -26.7, menjadikannya objek paling terang di langit. Sebagai perbandingan, bulan purnama hanya memiliki magnitudo -12.6.