Apa itu Magnesium Hidroksida?

Magnesium hidroksida adalah suplemen mineral yang bekerja sebagai antasida serta pencahar. Ini biasanya datang dalam bentuk cair atau tablet. Dosis bervariasi tergantung pada usia, dan petunjuk harus diikuti secara ketat untuk menghindari overdosis magnesium. Seperti suplemen atau obat lain, magnesium hidroksida dapat menyebabkan efek samping, seperti ketidaknyamanan perut, muntah dan pendarahan dubur, pada beberapa orang. Obat-obatan tertentu juga dapat mengganggu manfaat magnesium hidroksida, seperti antibiotik dan obat anti kejang.

Suplemen mineral ini, yang ditujukan hanya untuk penggunaan jangka pendek, mengatasi masalah seperti sakit perut, mulas, dan gangguan pencernaan asam. Magnesium hidroksida sebagai antasida paling baik diidentifikasi sebagai susu magnesium. Sebagai pencahar, magnesium hidroksida meredakan sembelit. Secara keseluruhan, suplemen menetralkan asam lambung dan meningkatkan kadar air di usus, yang membantu melunakkan tinja.

Sebagai obat, magnesium hidroksida harus diminum. Bentuk cair dari suplemen mineral, seperti susu magnesium, harus dikocok terlebih dahulu, diukur dengan sendok, dan kemudian diminum sesuai petunjuk pada label atau dokter. Pilihan lain untuk magnesium hidroksida termasuk pil atau tablet kunyah yang juga harus diminum dengan segelas penuh air. Bergantung pada kondisi orang tersebut, mungkin diperlukan waktu hingga enam jam bagi mineral untuk meredakan sembelit; secara umum, obat tidak boleh diminum lebih dari satu minggu. Sebagai antasida, susu magnesium harus menyelesaikan masalah perut dalam dua minggu atau kurang.

Sementara suplemen magnesium menawarkan manfaat sembelit dan asam, beberapa orang mungkin mengalami efek samping. Beberapa di antaranya termasuk sakit perut atau kram perut. Perhatian medis harus segera dicari jika gejala ini terjadi, ditambah gejala lain seperti diare, muntah, kehilangan nafsu makan, atau pendarahan dubur. Reaksi alergi seperti gatal-gatal atau ruam kulit juga dapat terjadi sebagai efek samping dari suplemen mineral.

Selain itu, seseorang harus berhati-hati dan memberi tahu dokternya tentang kondisi, obat, atau suplemen lain yang dapat mengganggu magnesium, seperti vitamin D. Resep yang dapat berinteraksi termasuk antibiotik dan obat untuk kejang, infeksi jamur, dan osteoporosis. Selain itu, pasien dengan penyakit ginjal atau wanita yang sedang hamil atau menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen berbasis magnesium, antasida, atau pencahar. Untuk memastikan efektivitas, mineral ini harus disimpan pada suhu kamar dan jauh dari panas dan cahaya yang ekstrim.