Istilah “livery” digunakan dalam berbagai cara, menunjukkan sejarahnya yang kompleks. Saat ini, istilah tersebut dapat digunakan untuk merujuk pada seragam, lencana resmi yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi sesuatu sebagai milik seseorang atau perusahaan, dan dalam arti perusahaan yang menawarkan berbagai metode transportasi untuk disewa.
Livery berasal dari kata Perancis livree, yang berarti “disampaikan.” Ini pada awalnya berbentuk hadiah dari tuan rumah atau istana kepada pelayan dan pengikut, dan hadiah tersebut dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk tanah, pakaian, makanan, perhiasan, dan barang-barang lainnya. Seringkali, para pelayan menyimpan hadiah ini di “lemari pakaian”.
Seiring berjalannya waktu, banyak lord mulai memakaikan pelayan berpangkat lebih tinggi mereka dengan livery, karena berbagai alasan. Kemampuan untuk membeli pakaian mewah akan menjadi simbol status, yang menunjukkan bahwa seorang tuan mampu mendandani pelayannya, terutama di rumah tangga di mana pakaian yang berbeda digunakan pada waktu yang berbeda dalam sehari, dan untuk acara yang berbeda. Pelayan yang berpakaian juga mudah dikenali, membedakannya dari penghuni rumah dan memudahkan untuk mengetahui kepada siapa mereka setia saat bepergian. Pelayan yang berpakaian juga, tentu saja, akan terlihat sangat mengesankan bagi pengunjung.
Tidak semua orang berhak atas livery. Itu umumnya disediakan untuk pelayan berpangkat lebih tinggi yang akan dilihat oleh penghuni rumah, dan ada jajaran seragam yang memberi pelayan hak istimewa tertentu. Pangkat seorang hamba dapat ditentukan oleh gaya yang dikenakannya, dan berbagai lambang pada pakaiannya. Pelayan wanita tidak mengenakan pakaian seperti itu, meskipun beberapa upaya dilakukan untuk merancang pakaian untuk wanita di berbagai titik dalam sejarah.
Penggunaan livery untuk pelayan memudar di tahun-tahun awal abad ke-20, diganti dengan seragam yang lebih umum. Contoh livery dapat dilihat pada lukisan dan bentuk pakaian yang diawetkan di museum, menggambarkan berbagai desain dan warna yang dapat dikenakan.
Pengikut kerajaan dan bangsawan juga bisa memakai livery, dalam bentuk lencana atau lencana yang mengidentifikasi mereka kepada orang lain. Sebagai aturan umum, seorang pengikut harus diberikan hak untuk mengenakan pakaian seperti itu; dengan kata lain, seseorang tidak bisa begitu saja memutuskan untuk memakai sesuatu yang mengidentifikasi mereka sebagai pengikut orang tertentu, mereka harus menunjukkan kesetiaan. Pakaian jenis ini sering muncul dalam karya seni berupa lencana, kalung, dan lain sebagainya.