Apa itu Lesi Motor Neuron?

Lesi neuron motorik adalah cedera atau kelainan pada saraf yang bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan tubuh. Lesi neuron motorik dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda, termasuk trauma fisik, gangguan autoimun, dan kelainan pada perkembangan janin. Mereka mengganggu kontrol motorik normal dan dengan demikian dengan gerakan, karena neuron yang rusak menjadi kurang efektif dalam tugasnya mentransmisikan sinyal antara sistem saraf pusat dan otot. Selain mobilitas pada anggota badan dan kemampuan seperti berjalan, juga dapat mengganggu fungsi motorik lainnya, seperti berbicara, mengunyah, dan menelan. Efeknya bisa sangat bervariasi, dari gangguan kecil dalam kontrol otot hingga kelumpuhan total atau kematian.

Lesi ini sering dibagi menjadi dua kategori, lesi neuron motorik atas dan lesi neuron motorik bawah. Neuron motorik atas dimulai di korteks motorik otak dan meluas ke batang otak dan sumsum tulang belakang, di mana mereka bertemu dengan neuron motorik bawah, yang memanjang dari tulang belakang ke otot. Efek dari lesi tergantung pada lokasinya. Gambaran umum dari kedua jenis lesi ini adalah kelainan pada tonus atau tonus otot, yaitu kontraksi otot parsial yang terus menerus terjadi di dalam tubuh. Sifat yang tepat dan tingkat keparahan gejala yang disebabkan oleh lesi tergantung pada ukuran dan lokasinya.

Lesi pada neuron motorik atas biasanya menyebabkan gejala seperti berkurangnya kekuatan, masalah dengan kontrol motorik halus, dan spastisitas. Spastisitas adalah suatu kondisi di mana tonus otot seseorang meningkat ke tingkat yang tidak normal, mengakibatkan keadaan ketegangan otot yang konstan yang disebut hipertonia. Otot menjadi lebih kencang dan kurang fleksibel, dalam beberapa kasus yang parah sampai tidak dapat bergerak, dan penderitanya mungkin mengalami kejang otot atau mengalami masalah dengan postur atau gaya berjalan. Ketegangan otot yang berlebihan juga dapat menyebabkan refleks yang terlalu aktif, atau hiperrefleksia.

Lesi lower motor neuron biasanya menyebabkan kelumpuhan flaccid, suatu kondisi di mana otot menjadi lemah, dan tonus otot menjadi terlalu rendah, suatu kondisi yang disebut hipotonia. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh mobilitas pada otot yang terkena dan akhirnya dapat mengakibatkan atrofi dan pengecilan otot. Lesi ini juga dapat menyebabkan refleks yang berkurang atau sama sekali tidak ada, yang disebut hiporefleksia, dan kontraksi tidak teratur yang disebut fibrilasi pada otot rangka.

Penyakit yang mempengaruhi neuron motorik seringkali bersifat progresif, menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada sistem saraf dan kerusakan yang lebih besar dari waktu ke waktu, meskipun hal ini tidak selalu terjadi. Lesi neuron motorik atas paling sering terlihat pada orang yang menderita palsi serebral dan juga merupakan penyebab sklerosis lateral primer dan beberapa bentuk sklerosis ganda. Lesi neuron motorik bawah terlihat pada kondisi seperti atrofi otot progresif, atrofi otot tulang belakang, dan kelumpuhan bulbar progresif. Sklerosis lateral amyotrophic, yang biasa disebut penyakit Lou Gehrig, mempengaruhi neuron motorik atas dan bawah.