Apa itu Layanan Lean?

Istilah lean services mengacu pada penerapan ide lean manufacturing pada industri jasa. Dalam kaitannya dengan lean manufacturing, layanan lean fokus pada penghapusan pemborosan dan peningkatan efisiensi dalam proses kerja. Industri jasa di mana model lean telah diterapkan termasuk teknologi informasi (TI), akuntansi, asuransi, dan industri penerbangan, di antara banyak lainnya. Sementara strategi lean sering berhasil meningkatkan keuntungan dalam layanan, itu juga telah dikritik karena mengurangi fleksibilitas dan menciptakan masalah di beberapa industri.

Perusahaan mobil Jepang Toyota awalnya mengembangkan konsep manajemen manufaktur ramping sebagai dasar untuk Toyota Production System (TPS). Dalam TPS, eksekutif Toyota Taiichi Ohno menguraikan tujuh faktor pemborosan yang dapat ditingkatkan melalui manajemen untuk meningkatkan laba perusahaan. Tujuh pemborosan asli telah didefinisikan ulang untuk memasukkan faktor layanan seperti keterlambatan dalam layanan pelanggan, duplikasi entri data, kesalahan inventaris, kesalahan komunikasi, dan kurangnya profesionalisme dalam interaksi dengan pelanggan. Layanan lean berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan pemborosan ini.

Perbaikan berkelanjutan, juga dikenal sebagai Kaizen, adalah konsep kunci lain dalam penerapan layanan lean. Selain menghilangkan pemborosan, layanan lean mendorong karyawan untuk terus mencari cara berinovasi dan meningkatkan nilai. Filosofi Kaizen lebih menyukai pendekatan organik dari bawah ke atas daripada model perubahan dari atas ke bawah. Peningkatan Kaizen berasal dari ide-ide kecil yang terus-menerus dihasilkan oleh karyawan, bukan dari perubahan besar-besaran yang jarang terjadi yang dihasilkan oleh departemen penelitian dan pengembangan.

Penerapan prinsip lean manufacturing pada industri jasa telah menjadi kontroversi dalam beberapa kasus, karena kedua jenis bisnis ini sangat berbeda sifatnya. Industri jasa, tidak seperti industri manufaktur, biasanya menghasilkan produk tidak berwujud melalui aktivitas di mana konsumen berpartisipasi secara parsial. Dalam merampingkan infrastruktur layanan untuk mengurangi pemborosan, perusahaan menanggung risiko mengurangi kemampuannya sendiri untuk melayani pelanggan dengan segera atau bereaksi terhadap perubahan eksternal.

Contoh kelemahan layanan lean terjadi pada Februari 2007, ketika perusahaan maskapai penerbangan komersial JetBlue Airways Inc. mengalami penundaan dan pembatalan penerbangan besar-besaran karena badai di AS bagian timur Strategi bisnis ramping JetBlue telah memangkas jumlah penerbangan yang berjalan, serta jumlah staf dan infrastruktur komunikasi yang tersedia. Biasanya pemotongan seperti itu akan menghilangkan pemborosan, tetapi dalam kasus khusus ini, strategi lean gagal karena layanan maskapai menghadapi peristiwa yang tidak terduga. Tidak seperti lini produksi manufaktur yang cukup terstandarisasi dan dapat diprediksi, industri jasa sering kali harus beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi yang berubah untuk melayani pelanggan.