Apa itu Laju Sedimentasi?

Tingkat sedimentasi dapat merujuk pada tes darah yang secara resmi dikenal sebagai tingkat sedimentasi eritrosit (ESR). Laju sedimentasi juga dapat mengacu pada hasil pengujian tersebut. Tes ini telah banyak digunakan oleh dokter untuk menyaring penyakit inflamasi dan untuk memantau kemajuan pengobatan.
Eritrosit adalah sel darah merah. ESR adalah prosedur yang mengukur seberapa cepat sel darah merah menjadi sedimen dalam serum darah. Untuk melakukan prosedur, darah perlu diambil dan disimpan dalam tabung. Tabung harus dibiarkan diam dan dalam posisi tegak. Akhirnya, sel darah merah akan mulai turun. Tingkat sedimentasi dikumpulkan dengan mencatat seberapa cepat sel darah merah turun dalam satu jam.

Meskipun ini adalah tes yang cukup sederhana, biasanya dilakukan di laboratorium. Laju sedimentasi dinyatakan dalam milimeter per jam, atau mm/jam. Ada tingkat sedimentasi yang dianggap normal tergantung pada usia dan jenis kelamin. Misalnya, tingkat normal untuk wanita di bawah 50 umumnya 0-20 mm/jam dan untuk pria di bawah 50 adalah 0-15 mm/jam. Angka ini cenderung sedikit meningkat dengan usia lanjut.

Tingkat sedimentasi di atas normal dapat menjadi indikator peradangan. Untuk alasan ini, tes ini telah banyak digunakan oleh dokter yang mencurigai kondisi seperti polymyalgia rheumatica dan temporal arthritis. Ketika tes secara akurat menunjukkan peradangan, aturannya adalah bahwa semakin tinggi tingkatnya, semakin banyak peradangan yang mungkin ada dalam tubuh.

ESR adalah tes skrining, bagaimanapun, dan tidak disarankan sebagai alat diagnostik. Ada beberapa alasan untuk ini. Pertama-tama, meskipun tingkat sedimentasi dapat mengindikasikan peradangan, namun tidak dapat menunjukkan dengan tepat di mana peradangan itu atau apa yang menyebabkannya.

Selanjutnya, tingkat sedimentasi yang abnormal dapat menunjukkan berbagai kondisi, tergantung pada jumlah varians. Angka di atas normal bisa disebabkan oleh kondisi seperti sifilis, TBC, atau kehamilan. Ketika angkanya secara drastis lebih tinggi dari biasanya, penyebabnya bisa jadi infeksi sistemik, multiple myeloma, atau vasuklitis nekrotikans. Mungkin juga tingkat sedimentasi di bawah normal, dalam hal ini, masalahnya bisa berupa gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, atau polisitemia.

Obat-obatan dapat mempengaruhi tingkat sedimentasi. Misalnya, kontrasepsi oral dan vitamin A dapat meningkatkan angka tersebut, sedangkan aspirin dan kina dapat menurunkannya. Untuk alasan ini, LED biasanya dilakukan bersamaan dengan tes lain, seperti panel metabolik komprehensif dan faktor rheumatoid.
Laju sedimentasi juga dapat digunakan untuk tujuan pemantauan. Seseorang yang memiliki tingkat peningkatan karena peradangan, misalnya, harus menemukan tingkat normal ketika peradangan berkurang. Oleh karena itu, tingkat sedimentasi yang stabil atau menurun dapat menjadi indikasi efektivitas pengobatan yang ditentukan.