Profesional medis menggunakan istilah psikiatri labil untuk merujuk pada emosi yang ekstrem, berlebihan, dan tidak sesuai dengan keadaan langsung. Orang yang labil mungkin menertawakan kematian atau cedera serius seseorang, bahkan jika mereka mencintai mereka. Bergantian, dia mungkin menangis ketika seseorang menceritakan lelucon. Jika orang yang secara emosional ekstrem menertawakan sesuatu yang lucu atau menangis karena sesuatu yang menyedihkan, tampilan kasih sayang mungkin melodramatis dan melampaui apa yang biasanya. Kemarahan sering terjadi sebagai gejala labilitas, yang juga dikenal sebagai afek pseudobulbar.
Labilitas emosional muncul karena dua alasan utama: kerusakan otak fisik atau gangguan emosional. Kerusakan fisik pada otak dan sistem saraf akibat trauma kepala atau penuaan dapat mengakibatkan afek yang labil. Kerusakan atau degenerasi fisik yang diakibatkannya dapat menghambat kemampuan seseorang untuk memahami, menyaring, menekan, atau menyadari emosinya. Seseorang yang memiliki gangguan emosional karena peristiwa tragis sejak kecil atau karena kehilangan keluarga, pekerjaan, atau hubungan dapat mengalami hambatan yang sama. Hasil dalam situasi baik dapat bersifat sementara atau jangka panjang.
Namun, orang yang tidak stabil secara emosional tidak akan selalu tidak stabil. Keadaan tertentu dapat memicu momen panik dan menyebabkan perubahan watak yang cepat. Pemicunya termasuk kelelahan ekstrem, stimulasi berlebihan melalui pemandangan dan suara di lingkungan, kecemasan terus-menerus, dan menjadi sasaran tuntutan berlebihan dari orang lain. Salah satu cara untuk menangani pemicunya adalah dengan berbicara dengan psikolog atau psikiater. Namun, ada strategi untuk menangani pemicu tanpa bantuan profesional.
Kegiatan yang direncanakan dalam suasana yang tenang dengan kelompok kecil yang akrab cenderung membantu. Kegiatan-kegiatan ini harus menjadi sesuatu yang mudah dilakukan oleh orang yang labil secara emosional sehingga mereka dapat mengalami kesuksesan. Memberikan sesi ventilasi satu lawan satu di mana orang yang frustrasi dapat berbicara tentang ketakutan dan kehilangan tanpa penilaian juga bisa menenangkan.
Orang yang labil secara emosional dapat membantu diri mereka sendiri dengan menggunakan time-out ketika dia tidak dapat memproses perasaan. Dia juga dapat menggunakan pernapasan dalam, musik lembut, dan teknik relaksasi. Seseorang yang berjuang dengan labilitas sering merasa diberdayakan dengan mengumpulkan informasi tentang kondisi tersebut; membangun perpustakaan pribadi dengan buku perawatan mungkin bermanfaat.
Siapa pun di sekitar seseorang yang mengalami momen labil biasanya harus mengabaikannya dan tidak menyetujui perilaku tersebut. Rasa malu karena diakui bisa memperburuk kondisi. Lebih dari satu juta orang didiagnosis dengan labilitas emosional setiap tahun.