Apa itu Kurva Hasil Terbalik?

Secara tradisional, investasi jangka panjang membayar tingkat bunga yang lebih tinggi daripada investasi jangka pendek. Jika investor kehilangan kepercayaan pada iklim ekonomi jangka panjang, akan ada permintaan yang lebih tinggi untuk investasi jangka pendek. Permintaan ini dapat menyebabkan investasi jangka pendek membayar suku bunga atau hasil yang lebih tinggi daripada investasi jangka panjang. Dalam situasi ini, kurva hasil terbalik ada. Beberapa investor dan ekonom percaya bahwa kurva hasil terbalik adalah prediktor resesi.

Secara khusus, kurva imbal hasil adalah perbedaan antara hasil investasi jangka pendek dan jangka panjang dari sekuritas Treasury Amerika Serikat. Sebagian besar pakar keuangan setuju bahwa perbedaan antara tagihan Treasury 3 bulan dan imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun adalah indikator yang baik dari kurva imbal hasil saat ini. Biasanya, semakin lama jangka waktu investasi, semakin tinggi risikonya. Tingkat bunga yang lebih tinggi dibayarkan untuk mengkompensasi risiko ini. Jika sekuritas 3 bulan membayar tingkat bunga yang lebih tinggi daripada sekuritas 10 tahun, kurva imbal hasil terbalik akan ada.

Kurva hasil terbalik terkadang menyebabkan resesi di Amerika Serikat. Misalnya, kurva imbal hasil terbalik pada Agustus 2006 dan resesi dimulai pada Desember 2007. Penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang mendasari yang menyebabkan resesi ini. Selama waktu ini, nilai rumah dan nilai keamanan yang didukung hipotek yang sesuai sangat meningkat.

Stabilitas keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya yang banyak diinvestasikan dalam sekuritas ini runtuh. Ketidakstabilan menetes ke perusahaan lain dan pengangguran meningkat secara signifikan. Kurangnya kepercayaan secara keseluruhan dalam ekonomi mengikuti dan memicu resesi. Dalam hal ini kurva imbal hasil terbalik mendahului resesi.

Ketika konsumen dan investor institusi mulai melihat hasil investasi jangka pendek sama dengan hasil investasi jangka panjang, ini menunjukkan kurva hasil yang datar. Kurva imbal hasil yang datar umumnya merupakan tanda bahwa kurva imbal hasil terbalik akan mengikuti. Segera setelah hasil investasi jangka pendek mengambil alih hasil investasi jangka panjang, kurva hasil terbalik. Misalnya, ketika sertifikat deposito (CD) 6 bulan di bank lokal atau serikat kredit membayar tingkat bunga yang lebih tinggi daripada CD 12 bulan, kurva imbal hasil terbalik.

Kurva hasil terbalik mungkin menunjukkan kurangnya kepercayaan secara keseluruhan dalam kesehatan ekonomi jangka panjang. Agar kurva imbal hasil terbalik ada, biasanya ada permintaan yang tinggi untuk investasi jangka pendek. Kurva hasil terbalik terkadang mendahului resesi, tetapi tidak selalu. Meskipun kurva hasil terbalik tahun 2006 diikuti oleh resesi akhir tahun 2007, kurva hasil terbalik pada tahun 1966 dan kurva hasil yang datar pada tahun 1998 tidak menyebabkan resesi.