Kurva imbal hasil perusahaan adalah pengukuran pengembalian yang diharapkan atas investasi untuk obligasi korporasi selama periode waktu tertentu. Pengembalian ini tergantung pada tingkat suku bunga yang ditawarkan kepada investor yang membeli obligasi dan jumlah waktu obligasi dipegang, juga dikenal sebagai jatuh tempo. Grafik kurva imbal hasil perusahaan akan menunjukkan bagaimana tingkat bunga, jatuh tempo, dan imbal hasil terkait selama periode waktu tertentu, menciptakan garis lengkung pada grafik. Penting untuk mengukur imbal hasil perusahaan terhadap imbal hasil obligasi Treasury bebas risiko, dengan perbedaan antara keduanya yang dikenal sebagai spread kredit.
Obligasi adalah instrumen keuangan yang disukai oleh investor karena mengembalikan pembayaran rutin yang dikenal sebagai pendapatan tetap. Dalam kebanyakan kasus, investor membeli obligasi dengan pemahaman bahwa harga ini, yang dikenal sebagai prinsipal, akan dilunasi pada akhir jangka waktu obligasi. Investor juga akan menerima pembayaran bunga reguler selama masa berlaku obligasi pada tingkat yang telah ditentukan yang dikenal sebagai kupon. Yield adalah jumlah pengembalian yang diperoleh investor dari obligasi. Investor di perusahaan harus memperhatikan kurva imbal hasil perusahaan.
Kurva imbal hasil ini ditentukan oleh besarnya return yang diperoleh investor dari obligasi korporasi seiring berjalannya waktu. Dalam kebanyakan kasus, investor dihargai dengan hasil yang lebih tinggi jika mereka memegang obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama daripada yang lebih pendek. Ini karena investor mengambil risiko yang lebih besar bahwa pokoknya tidak akan dilunasi dengan obligasi jangka panjang. Selain itu, suku bunga kemungkinan akan naik selama jangka waktu yang lama, yang berarti bahwa investor juga harus diberi kompensasi atas hilangnya nilai obligasi yang akan dideritanya dengan kenaikan suku bunga.
Membuat grafik kurva imbal hasil perusahaan memerlukan penempatan imbal hasil pada sumbu vertikal dan jatuh tempo pada sumbu horizontal. Sebuah garis miring akan dibuat sebagai angka yang berbeda diplot ke dalam grafik. Dalam kebanyakan kasus, kurva perusahaan akan naik secara vertikal sebelum melengkung ke sudut horizontal yang kemudian menjadi stabil. Ini dikenal sebagai kurva imbal hasil normal, tetapi penyimpangan dapat terjadi tergantung pada kondisi ekonomi.
Saat mempertimbangkan kurva imbal hasil perusahaan, adalah bijaksana untuk menetapkannya terhadap kurva patokan yang diperoleh dari investasi dengan sedikit risiko. Surat berharga negara umumnya menjadi patokan dalam hal ini, karena biasanya didukung oleh uang pemerintah. Sebaliknya, obligasi korporasi biasanya membayar tingkat bunga yang lebih tinggi kepada investor karena kemungkinan korporasi dapat gagal membayar kewajiban obligasi. Ini menciptakan pemisahan pada grafik, yang dikenal sebagai spread kredit, antara kurva perusahaan dan tolok ukur. Investor harus menentukan apakah ukuran penyebaran kredit membuat obligasi korporasi sepadan dengan risikonya.