Kucing luwak paling terkenal karena perannya dalam memproduksi kopi luwak, juga dikenal sebagai kopi luwak di Indonesia dan caphe cut chon di Filipina. Nama ini agak menyesatkan, karena mengacu pada hewan yang sebenarnya bukan kucing, dan lebih dekat hubungannya dengan luwak. Penampilannya lebih mirip dengan kucing.
Kucing luwak adalah mamalia pemakan buah dari keluarga taksonomi Viverridae. Kucing luwak kebanyakan aktif di malam hari, beratnya antara tiga dan 10 pon (1.36 dan 4.54 kg), dan panjangnya bisa mencapai 28 inci (71.12 cm). Keluarga Viverridae berasal dari bagian selatan Afrika, Cina selatan, dan Asia Tenggara. Mereka dapat ditemukan di daerah hutan hujan tropis serta sabana, gunung, dan bioma hutan. Hutan tropis di Asia menghilang dengan cepat, dan akibatnya kucing luwak menjadi spesies yang terancam punah.
Hewan ini cenderung memakan buah dari tanaman kopi. Ketika buah melewati sistem pencernaan, kacang dibiarkan tidak tercerna. Selama proses ini, biji kopi menyerap enzim perut, yang konon menambah rasa kuat dan menghilangkan rasa pahit dari rasa kopi.
Biji kopi dari luwak dijual di seluruh dunia dengan proses astronomis, di mana saja dari 10 hingga 50 kali lebih tinggi daripada biji kopi gourmet terbaik. Di kafe-kafe di Indonesia, Filipina, dan di tempat lain, secangkir kopi luwak dijual dengan harga seperti $30 AS di New York hingga £50 British Pounds Sterling (GBP) atau lebih di London. Beberapa petani kopi mulai memelihara kucing luwak di perkebunan mereka dan secara khusus memanen biji kopi yang ditemukan di kotoran luwak untuk dijual di pasar kopi luwak yang menggiurkan. Ada pula yang mencoba memasuki pasar ini dengan menawarkan biji kopi yang telah diolah secara kimiawi sehingga memiliki rasa yang mirip dengan yang dicari konsumen kopi luwak.
Di Cina selatan, musang sering dimakan. Mereka biasanya dipanggang utuh dan dagingnya disiapkan dengan bahan-bahan Cina yang populer, seperti kecap, bawang putih, gula, dan jahe. Sup khas Cina yang disebut Naga, Harimau, dan Phoenix dibuat dengan daging luwak. Dengan mengikis kelenjar perineum kucing luwak, dapat diperoleh musk yang digunakan sebagai penstabil dalam banyak parfum mahal. Zat ini juga terkadang digunakan sebagai aditif dalam permen, yang dimaksudkan untuk memberi produk rasa mentega atau karamel.
Ketika Sistem Pernafasan Akut Parah (SARS) pertama kali muncul pada manusia pada tahun 2003, beberapa orang berteori bahwa asal mula virus tersebut adalah musang. Ini tidak pernah terbukti, dan banyak yang menolak teori itu. Sejak saat itu, mereka menjadi sasaran perburuan yang kurang populer sebagai hewan buruan.