Sementara banyak yang membahas karya sastra secara objektif, mutlak dan berkenaan dengan bagaimana pengarang mengembangkan ide-ide di halamannya, kritik tanggapan pembaca berfokus pada pembaca dan bagaimana dia menerima karya sastra tersebut. Dalam arti tertentu, ini memindahkan teks dari yang ada sendiri — pada, misalnya, halaman fisik buku — dan alih-alih mengasumsikan bahwa teks hanya ada saat dibaca. Teori ini membuat karya sastra lebih seperti seni pertunjukan dimana tindakan pembaca membaca dan menafsirkan teks adalah pertunjukan. Para ahli teori kritis terus mengembangkan pendekatan ini, dengan mempertimbangkan sifat pembaca dan apa yang dibawanya ke dalam teks, bersama dengan “lensa” yang berbeda yang melaluinya teks dapat dilihat.
Keyakinan Dasar
Dalam kritik tanggapan pembaca, tindakan membaca seperti dialog antara pembaca dan teks yang hanya memiliki makna ketika keduanya bergabung dalam percakapan. Ini mendefinisikan kembali peran teks dari objek independen menjadi sesuatu yang hanya bisa ada ketika dibaca dan berinteraksi dengan pikiran pembaca. Dengan cara ini, pembaca bukan penerima pasif dari apa yang dikatakan teks, melainkan mengambil peran aktif. Teks kemudian berfungsi sebagai katalis untuk memacu ingatan dan pemikiran dalam diri pembaca yang memungkinkan dia untuk menghubungkan teks dengan pengalaman pribadi dan dengan demikian mengisi ruang yang ditinggalkan oleh teks. Hal ini memungkinkan para ahli teori untuk menjelaskan mengapa orang dapat memiliki tanggapan dan interpretasi yang berbeda terhadap teks yang sama.
Bentuk kritik ini bahkan lebih jauh untuk menguji peran kata-kata dan frasa individual dalam teks ketika berinteraksi dengan pembaca. Suara dan bentuk yang dibuat oleh kata-kata atau bahkan bagaimana mereka diucapkan atau diucapkan oleh pembaca pada dasarnya dapat mengubah makna teks, disarankan. Beberapa kritikus tanggapan pembaca melangkah lebih jauh dengan menganalisis frasa teks demi frasa untuk menentukan seberapa banyak pengalaman membacanya yang telah ditentukan sebelumnya dan kemudian menganalisis bagaimana pengalaman setiap pembaca mengubah makna awal itu.
Pendekatan Dalam Tanggapan Pembaca Kritik
Kritik tanggapan pembaca dimulai dengan apa yang disebut kritik sastra formalis sebagai “kesalahan afektif” — bahwa tanggapan pembaca relevan untuk memahami sebuah teks — dan menggunakannya sebagai fokus untuk mendekati sebuah karya sastra. Namun, ada pendekatan yang berbeda dalam aliran teori kritis ini; beberapa melihat karya dari sudut pandang pembaca individu, sementara yang lain fokus pada bagaimana kelompok atau komunitas melihat teks. Bagi aliran kritik ini, yang penting adalah apa yang dilakukan teks terhadap pembaca, dan belum tentu karya itu sendiri, maksud penulis, atau konteks sosial, politik, atau budaya di mana teks itu ditulis.
Label “kritik berorientasi pembaca” telah menjadi populer karena pengalaman dan harapan pembaca sering berubah seiring berjalannya waktu. Selain itu, pembaca dapat mendekati teks dengan sudut pandang atau lensa yang berbeda. Artinya, pembaca mungkin dapat melihat nilai dalam tanggapan pribadinya sendiri sambil juga menganalisis teks berdasarkan pendekatan kritis lainnya.
Pembaca Individu
Louise Rosenblatt umumnya dikreditkan dengan secara formal memperkenalkan gagasan bahwa pengalaman dan interaksi pembaca dengan teks menciptakan makna yang sebenarnya. Ide ini berkembang menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai Kritik Tanggapan Pembaca Transaksional. Rosenblatt berpendapat bahwa, meskipun pembaca dipandu oleh gagasan dan kata-kata yang dikemukakan penulis, pada akhirnya pengalaman setiap pembaca dalam membaca karya tersebut yang benar-benar memberinya makna. Karena setiap orang membawa pengetahuan dan keyakinan unik ke dalam transaksi membaca, teks akan memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Makna itulah—makna pembaca—yang harus dinilai, bukan sekadar melihat teks pengarang dalam ruang hampa.
Kritikus lain berfokus pada bagaimana pikiran pembaca berhubungan dengan teks, dalam apa yang dikenal sebagai Kritik Tanggapan Pembaca Psikologis. Pembaca dipandang sebagai subjek psikologis yang dapat dipelajari berdasarkan dorongan bawah sadarnya yang dibawa ke permukaan melalui reaksinya terhadap sebuah teks. Membaca teks bisa menjadi pengalaman terapeutik bagi pembaca, karena koneksi yang dia buat mengungkapkan kebenaran tentang kepribadiannya.
Kritik Tanggapan Pembaca Psikologis dalam banyak hal memicu teori serupa lainnya — Kritik Tanggapan Pembaca Subjektif — yang membawa komponen psikologis pribadi lebih jauh lagi. Dalam teori ini, interpretasi pembaca terhadap sebuah teks dianggap sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi dan psikologis terlebih dahulu, daripada dipandu oleh teks. Setiap bacaan dianggap membawa gejala psikologis ke permukaan, dari mana pembaca dapat menemukan motif bawah sadarnya sendiri.
Pembaca Seragam
Aliran kritik tanggapan pembaca lainnya tidak memandang pembaca sebagai individu, tetapi sebagai pembaca teoretis. “Pembaca tersirat,” misalnya, sebuah ide yang diperkenalkan oleh Wolfgang Iser, adalah pembaca yang dibutuhkan untuk teks — pembaca yang dibayangkan oleh penulis saat menulis, dan untuk siapa dia menulis. Pembaca ini dipandu oleh teks, yang berisi celah-celah yang dimaksudkan bagi pembaca untuk mengisi, menjelaskan, dan membuat koneksi di dalam teks. Pembaca pada akhirnya menciptakan makna tidak hanya berdasarkan apa yang ada di dalam teks, tetapi apa yang telah diprovokasi oleh teks di dalam dirinya. Ahli teori Stanley Fish memperkenalkan apa yang disebutnya “pembaca yang terinformasi”, yang membawa pengetahuan yang dibagikan sebelumnya ke dalam pengalaman membaca.
Tanggapan Pembaca Sosial
Tanggapan Pembaca Sosial Kritik berfokus pada “komunitas interpretatif” — kelompok yang memiliki keyakinan dan nilai yang sama — dan bagaimana kelompok ini menggunakan strategi tertentu yang memengaruhi teks dan perilaku membaca mereka. Kelompoklah yang kemudian menentukan apa interpretasi teks yang dapat diterima, dengan makna apa pun yang dikatakan kelompok itu. Klub buku atau sekelompok mahasiswa misalnya, berdasarkan budaya dan keyakinan kelompok mereka sendiri, umumnya akan menyepakati makna akhir dari sebuah teks.
Sebagai perpanjangan dari teori sosial, kelompok-kelompok yang berpikiran sama ini juga dapat mendekati dan melihat teks dari lensa yang berbeda. Jika kelompok tersebut menemukan unsur-unsur tertentu lebih penting daripada yang lain, kelompok itu mungkin memeriksa teks dari sudut pandang atau lensa tertentu. Misalnya, kritikus sastra feminis mungkin menemukan fokus pada unsur-unsur perempuan dari sebuah tulisan, sedangkan ahli sejarah baru mungkin fokus pada budaya dan era di mana teks itu dibaca.
Argumen Terhadap Kritik Tanggapan Pembaca Secara Umum
Sering dikatakan bahwa kritik tanggapan pembaca memungkinkan interpretasi teks apa pun dianggap valid, dan akibatnya dapat mendevaluasi konten teks. Yang lain berpendapat bahwa teks diabaikan sepenuhnya atau tidak mungkin menafsirkan teks dengan benar tanpa mempertimbangkan budaya atau era di mana teks itu ditulis. Selain itu, keluhan yang lebih besar adalah bahwa teori-teori ini tidak memungkinkan pengetahuan dan pengalaman pembaca diperluas oleh teks sama sekali.