Apa itu Kontrol Kerusuhan?

Pengendalian huru hara adalah istilah yang menggambarkan upaya untuk mengakhiri kekerasan dan menenangkan demonstran ketika terjadi kerusuhan. Petugas polisi biasanya menangani tugas ini, tetapi terkadang keadaan menjadi sangat di luar kendali sehingga personel Angkatan Darat dibutuhkan. Seringkali ada upaya untuk meminimalkan cedera pada pengunjuk rasa selama pengendalian kerusuhan, dan ada banyak pengembangan teknologi yang dirancang untuk tujuan itu. Di beberapa negara, pengendalian huru hara ditangani dengan cara yang sangat keras dan otoriter, sementara negara lain sangat ragu untuk menggunakan metode pengendalian yang paksa.

Kerusuhan biasanya terjadi karena masyarakat tidak puas dengan pemerintahannya. Ini bisa karena diskriminasi, kesulitan ekonomi, atau perasaan bahwa pemerintah tidak memberikan suara kepada rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Pada akhirnya, orang mungkin marah, dan terkadang ini bisa berujung pada kekerasan jalanan. Secara umum, protes damai bisa saja tiba-tiba berubah menjadi kekerasan karena emosi massa atau aktivitas polisi dalam upaya membungkam pengunjuk rasa.

Taktik pengendalian kerusuhan yang digunakan oleh petugas polisi seringkali sangat terorganisir. Dalam banyak hal, mereka dapat menyerupai taktik yang digunakan oleh tentara infanteri selama era pertempuran pedang dan perisai. Polisi akan sering maju pada pengunjuk rasa sejalan dengan perisai terangkat. Mereka bahkan mungkin berlatih manuver formasi tingkat lanjut yang menjaga kerumunan di depan mereka dan membantu mereka menghindari pengepungan.

Perisai yang digunakan petugas anti huru hara melindungi mereka dari tongkat, batu, atau senjata rakitan lainnya yang mungkin mereka temui di keramaian. Mereka sebenarnya tidak cukup kuat untuk menghentikan peluru, tetapi senjata biasanya bukan senjata utama yang digunakan oleh orang banyak dalam kerusuhan. Petugas juga biasanya memakai helm, kaca mata pelindung mata dari serpihan, dan semacam pelindung tubuh.

Dalam hal senjata, petugas anti huru hara cenderung sangat mengandalkan pentungan sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kerumunan. Ini adalah senjata tradisional anti huru hara karena dianggap tidak mematikan, tetapi terkadang cedera mematikan terjadi karena pukulan pentungan. Senjata umum lainnya yang digunakan dalam pengendalian kerusuhan termasuk Tasers™ dan peluru karet.

Beberapa orang merasa bahwa senjata modern seperti Tasers™ sebenarnya menyebabkan jumlah kekerasan yang lebih besar dalam kerusuhan, bahkan jika mereka mengurangi tingkat keparahan kekerasan. Hal ini karena petugas mungkin merasa bahwa senjata tersebut aman, dan mereka dapat menggunakannya tanpa ragu-ragu, sedangkan mereka akan jauh lebih ragu untuk menggunakan pistol atau tongkat.