Konservasi singa bertujuan untuk melestarikan beberapa singa yang tersisa di habitat aslinya. Ini sebagian besar dicapai dengan mengurangi perburuan dan menjaga habitat alami mereka tetap aman. Jumlah singa yang hidup di alam liar telah menurun drastis karena berbagai faktor. Beberapa memperkirakan bahwa, pada 2011, populasi singa telah turun di bawah 30,000.
Ada dua jenis singa yang hidup saat ini, singa Afrika dan singa Asia. Singa Afrika sekarang terbatas pada wilayah sub Sahara di benua itu, tetapi mereka dulunya menjangkau seluruh benua. Singa Asia jauh lebih langka, dan hanya ditemukan di satu hutan di India, tempat mereka dilindungi. Singa Asia dapat tumbuh dengan bobot yang lebih berat daripada singa Afrika.
Salah satu cara kerja konservasi singa adalah dengan mendidik masyarakat setempat tentang pentingnya singa, yang dapat mengurangi pembunuhan untuk makanan atau olahraga. Beberapa dana bahkan meningkatkan desa dengan menyediakan sekolah, akses yang lebih baik ke makanan, dan perawatan kesehatan. Beberapa singa adalah bagian dari taman nasional atau cagar alam, di mana mereka dapat dilindungi dengan lebih baik.
Singa sering diracuni oleh petani setelah mereka membunuh ternak. Seekor singa biasanya akan membunuh seekor binatang dan kemudian kembali lagi untuk memakannya, setelah petani memiliki kesempatan untuk menaburkan racun pada tubuhnya. Burung bangkai juga bisa mati dengan cara ini. Proyek konservasi singa berusaha untuk melarang penjualan pestisida semacam itu.
Juga penting untuk konservasi singa adalah studi ekologi mereka. Para ilmuwan melacak pergerakan singa serta pola makan dan perilaku mereka. Kerah khusus dipasang pada beberapa singa untuk membantu melacak mereka. Pelacakan dapat membantu peneliti mempelajari area yang sering dikunjungi setiap kelompok singa, dan berapa banyak singa yang dimiliki setiap kelompok singa pada waktu tertentu. Ini juga dapat membantu para petani dan penggembala belajar bagaimana melindungi ternak mereka dari predator, untuk mengurangi pembunuhan balas dendam.
Setiap kali singa berkerah mati, para peneliti dapat melacaknya sendiri untuk mengetahui penyebab kematiannya. Mengetahui apa yang paling sering membunuh singa dapat membantu pekerja konservasi singa mencegah kematian serupa di masa depan. Juga, beberapa singa lebih mungkin membunuh ternak. Jika individu-individu ini dapat diidentifikasi, tindakan dapat diambil untuk mencegah lebih banyak pemangsaan ternak.
Aspek lain dari konservasi singa termasuk memberikan kompensasi kepada masyarakat setempat. Jika mereka mendapatkan uang untuk hidup damai dengan singa, mereka akan cenderung tidak membunuh mereka. Penduduk setempat juga dapat pergi ke sekolah untuk belajar menjadi pemandu bagi turis dan mempelajari teknik konservasi untuk semua hewan lokal.