Konservasi satwa liar adalah praktik di mana orang berusaha untuk melindungi spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, beserta habitatnya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa alam akan ada untuk dinikmati oleh generasi mendatang, dan untuk mengenali pentingnya satwa liar dan lahan hutan belantara bagi manusia. Banyak negara memiliki lembaga pemerintah yang didedikasikan untuk praktik ini, dan mereka dapat membantu menerapkan kebijakan yang dirancang untuk melindungi satwa liar. Ada juga banyak organisasi nirlaba independen yang mempromosikan berbagai tujuan konservasi.
Sejumlah disiplin ilmu yang berbeda terlibat dalam konservasi satwa liar. Untuk mempraktikkannya, orang harus menggunakan biologi dan ilmu lain untuk mengidentifikasi populasi yang berisiko, dan mempelajari populasi tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang kebutuhan mereka. Ekonomi sering menjadi terlibat ketika organisasi bekerja untuk menyisihkan lahan untuk penggunaan satwa liar, dengan konservasi mencoba untuk sampai pada solusi penggunaan lahan yang efisien. Bidang ini juga sangat bergantung pada pendidikan, menggunakan program penjangkauan untuk mengajar orang-orang tentang satwa liar dan untuk menunjukkan kepada orang-orang mengapa melestarikan habitat alam itu penting.
Konservasionis satwa liar bekerja di seluruh dunia untuk mengidentifikasi spesies yang membutuhkan bantuan dan untuk melindungi mereka. Disiplin ini sering melibatkan menangkap hewan dan membiakkannya di penangkaran untuk memastikan bahwa populasinya tetap besar dan beragam sementara konservasionis bekerja untuk membangun wilayah bagi hewan sehingga mereka dapat memiliki tempat yang aman di alam liar. Konservasi juga perlu diimbangi dengan penggunaan lahan lainnya. Banyak negara, misalnya, menghargai bentuk rekreasi di alam liar, seperti hiking, berkemah, dan berburu, sehingga sulit untuk menyisihkan lahan khusus untuk penggunaan hewan.
Berbagai macam masalah bersinggungan dengan bidang ini. Menetapkan wilayah yang dilindungi untuk hewan mungkin, misalnya, melanggar rencana penggunaan lahan untuk pertanian atau perumahan. Taman margasatwa juga dapat mengganggu perbatasan internasional atau tanah suku tradisional. Masalah seperti polusi, penggundulan hutan, perburuan liar, dan masalah lingkungan lainnya juga berperan. Meskipun banyak hambatan konservasi yang harus diatasi, banyak orang percaya bahwa perjuangan untuk menyelamatkan satwa liar dan habitat alami sangat penting.
Banyak organisasi yang mempromosikan konservasi satwa liar menggunakan hewan terkenal dan fotogenik seperti panda, cheetah, serigala abu-abu, dan gajah untuk mempromosikan tujuan mereka. Dengan menarik orang untuk isu ini, organisasi-organisasi ini berharap untuk mengumpulkan dukungan dan dana untuk melindungi hewan yang kurang terkenal, seperti burung langka dan terancam punah, mamalia kecil, dan reptil. Hewan-hewan ini juga memberikan titik temu dan simbol untuk konservasi.