Konservasi lahan basah, pada tingkat yang paling dasar, adalah praktik melestarikan habitat lahan basah untuk satwa liar dan vegetasi asli. Ini mencakup berbagai upaya perlindungan lingkungan dan satwa liar yang dirancang untuk melestarikan ekosistem halus dari berbagai area lahan basah. Daerah seperti itu biasanya dipahami sebagai rawa, rawa, rawa, dan daerah lain dengan tanah yang cukup jenuh oleh air untuk mendukung kehidupan tumbuhan dan hewan yang terbiasa dengan lingkungan seperti itu. Melindungi lahan basah, selain melestarikan habitat lahan basah alami, memiliki implikasi yang luas, terutama bagi kawasan dan industri di sekitarnya.
Banyak kelompok lingkungan lokal, regional, dan internasional dan lembaga pemerintah berpartisipasi dalam upaya konservasi lahan basah. Program dan inisiatif termasuk pemantauan perubahan iklim; meneliti efek industri pada terumbu pantai, dataran banjir interior dan lahan basah lainnya; pengobatan satwa liar asli untuk penyakit; dan menempatkan pembatasan pada penyimpanan air atau konstruksi di dekat area lahan basah. Tergantung pada lokasi tertentu, beberapa lembaga pemerintah dan kelompok nirlaba bekerja dengan otoritas lokal untuk memantau dampak bendungan dan proyek infrastruktur lainnya di lahan basah di sekitarnya.
Tujuan dari konservasi lahan basah adalah untuk memastikan bahwa satwa liar dan vegetasi asli daerah tertentu memiliki sumber daya yang tersedia untuk mempertahankan ekosistem. Ini juga berusaha memastikan bahwa setiap perubahan pada ekosistem itu tidak berdampak buruk pada lahan dan ekosistem di sekitarnya. Misalnya, membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air dapat memblokir limpasan air permukaan ke lahan basah di sekitarnya. Tanpa air permukaan yang diperlukan, lahan basah ini dapat mengering, mematikan vegetasi dan menggusur satwa liar. Hilangnya lahan basah berdampak buruk pada perikanan, pertanian, dan industri lainnya di suatu daerah, belum lagi dampak lingkungan bagi daerah sekitarnya.
Upaya konservasi lahan basah spesifik bervariasi tergantung pada geografi lokal; jenis tanah, vegetasi, dan satwa liar yang didukung; dan dukungan serta sumber daya yang tersedia. Lokasi tertentu disajikan dengan masalah yang berbeda, seperti emisi karbon dioksida atau perubahan iklim, yang memerlukan upaya konservasi lahan basah yang berbeda dari daerah lain yang terkena masalah lain, seperti pembangunan berlebihan atau limbah industri. Upaya lebih lanjut mungkin diperlukan untuk area lahan basah yang berhubungan dengan penyakit burung yang bermigrasi atau populasi tanaman atau hama tertentu yang berlebihan.
Intervensi oleh umat manusia untuk mengatasi masalah khusus lokalitas adalah inti dari setiap inisiatif konservasi lahan basah. Konservasi satwa dan perlindungan satwa langka, konservasi habitat, dan perlindungan sumber daya lahan basah merupakan faktor penting dalam konservasi lahan basah. Area mana yang paling membutuhkan fokus bervariasi tergantung pada masalah dan kebutuhan spesifik masing-masing area, tetapi semua upaya dirancang dengan mempertimbangkan seluruh ekosistem lahan basah. Daerah yang bergantung pada lahan basah untuk sumber daya biasanya mengalami fokus terbesar, sedangkan daerah dengan sedikit ketergantungan pada ekosistem lahan basah cenderung menunda upaya konservasi sampai ancaman dirasakan di tempat lain.