Apa itu Konservasi Kelelawar?

Konservasi kelelawar adalah istilah yang menggambarkan upaya individu yang peduli untuk membantu meningkatkan populasi kelelawar yang terancam di seluruh dunia. Menurut para ahli, kelelawar telah terancam karena banyak alasan, termasuk perusakan habitat, penggunaan pestisida, dan penyakit. Untuk melindungi kelelawar, orang telah melakukan segalanya mulai dari mengesahkan undang-undang untuk melindungi habitat mereka, hingga meneliti ancaman terhadap populasi kelelawar, hingga mengajari orang-orang tentang kelelawar dalam upaya menggalang dukungan publik untuk konservasi.

Ada banyak jenis kelelawar di seluruh dunia, dan banyak dari mereka memiliki pola makan yang sama sekali berbeda, menghasilkan peran ekosistem yang sangat berbeda. Misalnya, banyak kelelawar terutama berfungsi sebagai predator serangga, sementara yang lain mungkin memakan buah, melayani ekosistem dengan menyebarkan benih dan menjaga hutan tetap sehat. Dalam kebanyakan kasus, para ahli percaya bahwa banyak dari peran ini tidak serta merta dapat diisi oleh hewan lain jika kelelawar akan punah, dan beberapa ahli berpikir bahwa konsekuensi potensial dari kejadian seperti itu mungkin sangat parah. Kekhawatiran tentang bahaya ini adalah salah satu kekuatan pendorong utama di balik banyak upaya konservasi kelelawar.

Beberapa kelelawar hidup di pohon sementara yang lain hidup di gua, dan ancaman terbesar bagi kelelawar umumnya adalah perusakan habitat. Terkadang perusakan habitat merugikan kelelawar secara langsung, dengan menghancurkan tempat tinggal mereka, sementara dalam kasus lain, mungkin lebih tidak langsung. Misalnya, ketika orang menghancurkan rawa dan daerah lain di mana serangga berkembang biak dalam jumlah besar, pengurangan populasi serangga dapat menyebabkan kekurangan makanan bagi kelelawar. Masalah lain adalah bahwa beberapa kelelawar yang tinggal di gua juga tinggal di dalam bangunan tua, dan ketika bangunan itu dirobohkan, kelelawar kehilangan rumah mereka. Bahkan ada undang-undang konservasi kelelawar yang disahkan di beberapa daerah, menempatkan pembatasan penghancuran bangunan apa pun yang digunakan kelelawar sebagai tempat berlindung, dan beberapa orang mendirikan tempat perlindungan kelelawar kecil di properti pribadi mereka untuk membantu menebus hilangnya habitat ini.

Ancaman besar lainnya bagi kelelawar adalah infeksi jamur yang dikenal sebagai sindrom hidung putih, dan banyak upaya konservasi kelelawar ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini. Sindrom hidung putih menyebabkan pertumbuhan jamur di berbagai area tubuh termasuk mulut, dan dapat menyebabkan kelelawar meninggalkan sarangnya selama musim hibernasi, yang pada akhirnya menyebabkan kelaparan dan kematian. Beberapa ahli berpikir bahwa manusia gua mungkin yang paling bertanggung jawab atas penyebaran cepat jamur ini, meskipun ini belum tentu pasti. Beberapa ahli menyarankan bahwa orang harus menghindari gua sampai penyakitnya lebih dipahami, sementara yang lain hanya mendesak orang untuk tidak pernah mengenakan pakaian yang sama ke dua gua yang berbeda.