Kolitis mukosa adalah gejala gastrointestinal yang ditandai dengan peradangan usus dan produksi lendir yang berlebihan. Pasien mengalami buang air besar yang tidak teratur yang dapat bergantian antara diare dan sembelit dan biasanya berlendir sebagai akibat dari sejumlah besar lendir yang dikeluarkan dalam tinja. Sejumlah kondisi dapat dikaitkan dengan kolitis mukosa dan pengobatan yang tepat memerlukan evaluasi diagnostik untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang terjadi di dalam usus pasien.
Penyakit Crohn, kolitis ulserativa, fisura anus, sindrom iritasi usus besar, obstruksi usus, dan infeksi usus semuanya terkait dengan kolitis lendir. Dalam semua kasus, usus menjadi meradang dan sel-sel yang melapisi usus menghasilkan lebih banyak lendir daripada biasanya sebagai respons. Umumnya, motilitas usus meningkat, menyebabkan rasa sakit dan kram, serta mengganggu pencernaan. Dalam beberapa kasus, darah segar dapat diamati di tinja.
Ketika seorang pasien datang dengan kolitis mukosa, sampel tinja sering diperiksa untuk mencari agen penyebab seperti bakteri infeksius di usus. Teknik diagnostik lainnya dapat mencakup endoskopi, penggunaan kamera untuk melihat ke dalam usus, bersama dengan biopsi usus, dan operasi eksplorasi. Bahan diagnostik dikumpulkan dan dievaluasi untuk mempersempit penyebab kolitis. Untuk menjaga pasien tetap nyaman, pelindung usus dapat diresepkan bersama dengan obat anti-inflamasi.
Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung pada mengapa pasien menderita kolitis mukosa. Terkadang, obat-obatan dapat digunakan untuk mengendalikan masalah kesehatan yang mendasarinya. Penyesuaian diet juga dapat membantu, dan dalam beberapa kasus, pasien dapat mengambil manfaat dari terapi untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya, karena kondisi ini terkadang dapat dikaitkan dengan tekanan psikologis. Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengobati area peradangan ekstrem.
Kolitis mukosa dapat berulang dan seiring waktu, rejimen pengobatan mungkin perlu disesuaikan. Orang dapat mengembangkan flare-up diikuti dengan interval panjang kesehatan yang relatif baik. Belajar mengenali pemicu yang terkait dengan onset dapat membantu orang menghindari episode di masa depan. Pemicu potensial dapat bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya, tetapi dapat terkait dengan diet, stres, dan kesehatan umum. Pemicu diet umum termasuk makanan berminyak atau terutama pedas.
Orang dengan kondisi ini berisiko lebih tinggi terkena kanker usus, karena iritasi kronis meningkatkan laju pembelahan sel dan dapat memungkinkan sel kanker berkembang. Orang dengan riwayat kolitis mukosa dan bentuk radang usus lainnya harus diskrining secara teratur untuk kanker. Kanker usus jauh lebih mudah diobati jika diketahui lebih awal dan komplikasi yang terkait dengan pengobatan kanker dapat dikurangi secara signifikan dengan diagnosis dan pengobatan dini.