Apa itu Kognitivisme?

Teori kognitivisme adalah model bagaimana pikiran mempelajari hal-hal baru. Banyak orang menggambarkan kognitivisme sebagai pandangan bahwa pikiran pada dasarnya adalah komputer dengan kemampuan untuk memproses dan menyimpan sesuatu. Mereka percaya bahwa otak menerima informasi, menganalisisnya, menyimpannya, dan menggunakannya. Ketika orang mendiskusikan teori, mereka sering menggunakan metafora berbasis komputer. Kognitivisme menjadi populer pada 1950-an, dan bersaing dengan teori belajar saingan yang dikenal sebagai behaviorisme dan konstruktivisme.

Seseorang yang setuju dengan teori kognitivisme kurang peduli dengan perilaku lahiriah dan lebih peduli dengan proses batin. Orang umumnya percaya bahwa pengalaman kurang penting dalam belajar daripada bagaimana orang memproses pengalaman mereka. Menurut ide ini, seseorang dapat menempatkan lima orang yang berbeda melalui pengalaman yang sama, dan masing-masing dari mereka dapat belajar darinya dengan cara yang sangat berbeda. Akhirnya, masing-masing akan mengembangkan perilaku yang sama sekali berbeda; ini karena setiap orang mungkin memiliki cara berpikir yang sangat berbeda tentang berbagai hal.

Kognitivisme dirancang sebagai pengganti teori saingan yang disebut behaviorisme. Teori ini jauh lebih terfokus pada elemen eksternal. Behavioris umumnya peduli dengan pengalaman dan bagaimana orang menanggapinya. Setiap perilaku eksternal dianggap berhubungan langsung dengan beberapa penyebab eksternal. Para pengikut ini sering percaya bahwa orang-orang pada dasarnya serupa sejak lahir, dan sebagian besar hal yang membuat mereka berbeda didasarkan pada pengalaman hidup yang berbeda-beda.

Teori belajar seperti kognitivisme dan behaviorisme dapat dilihat lebih dari sekedar teori tentang belajar. Mereka pada dasarnya adalah model untuk keseluruhan cara pikiran dibangun. Ini karena model melihat sebagian besar faktor mental dalam kaitannya dengan pembelajaran. Jadi, seiring bertambahnya usia, mereka belajar untuk hidup. Mereka mungkin mempelajari hal-hal negatif yang menyebabkan masalah mental atau mempelajari hal-hal positif yang membawa mereka menuju kesuksesan. Untuk alasan ini, kognitivisme dan teori belajar lainnya sering berhubungan langsung dengan konsep dalam psikoterapi.

Ketika guru mencoba menggunakan kognitivisme di dalam kelas, mereka sering berfokus pada menempatkan sesuatu ke dalam konteks yang berguna bagi siswa. Hal ini dianggap penting karena pikiran dapat menyimpan informasi secara berbeda jika orang mempelajarinya dalam konteks yang berbeda. Misalnya, jika seseorang belajar bagaimana menambahkan secara abstrak, pikiran mungkin melihatnya sebagai trik mental yang sederhana. Di sisi lain, jika seseorang belajar menambahkan dalam kaitannya dengan sesuatu yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti skenario transaksi, misalnya, dia mungkin dapat lebih mudah mengakses pengetahuan itu ketika dia membutuhkannya.