Apa itu Kimono Tradisional?

Kimono tradisional adalah jubah Jepang yang membungkus tubuh dan jatuh ke mata kaki. Hal ini sering digambarkan sebagai pakaian berbentuk T karena tubuh tinggi seperti batang huruf ‘T’ dengan lengan membentuk setengah bagian atas huruf. Umumnya, kimono tradisional dibuat dari kain halus seperti sutra atau satin, dan dapat dilukis dengan tangan dan dijahit dengan tangan. Pakaian ini biasanya diperlakukan dengan sangat hati-hati; misalnya, pemilik kimono mungkin melipat atau menggantung pakaian dengan cara tertentu untuk membantu mempertahankan bentuknya atau selalu dibersihkan secara profesional. Kimono sebagian besar telah ketinggalan zaman di kalangan anak muda di Jepang, tetapi beberapa masih memakainya, terutama untuk acara-acara khusus.

Kimono bisa dipakai oleh pria dan wanita, tetapi gayanya agak berbeda. Kimono tradisional pria biasanya kurang rumit dibandingkan pakaian kimono wanita. Namun, ini tidak selalu benar; misalnya, ketika kimono dikenakan ke pemakaman, umumnya semuanya hitam dengan sedikit atau tanpa hiasan, tidak peduli jenis kelaminnya. Pakaian jenis kelamin mana pun dapat memiliki lima hingga selusin potong, atau terkadang lebih.

Kimono modern mungkin berbeda dari kimono tradisional secara signifikan atau halus. Kainnya mungkin katun atau kain sintetis, bukan sutra atau satin, untuk memotong biaya yang bisa sangat mahal untuk pakaian kelas atas. Alih-alih dirancang dengan tangan, kimono modern mungkin memiliki pola yang dicetak dengan mesin. Meskipun kimono dibuat dengan sempurna dengan gaya kimono tradisional, kimono mungkin tidak dikenakan dengan cara yang sama seperti orang yang pernah memakai kimono. Secara tradisional, kimono digunakan untuk menampilkan pesan sosial yang sangat spesifik, seperti usia wanita dan status bela diri.

Jubah pembungkus ini tidak lagi biasa dikenakan oleh warga Jepang. Beberapa kesalahan mungkin terletak pada fakta bahwa pakaian kimono tradisional rumit untuk dikenakan, dan banyak orang tidak memiliki pengetahuan untuk mengenakannya tanpa bantuan dari seorang profesional berlisensi. Alasan lain yang mungkin untuk penurunan popularitasnya adalah metode pembersihan yang digunakan untuk merawat kimono. Arai hari adalah istilah Jepang yang mengacu pada cara tradisional kimono dicuci, yang melibatkan melepas semua jahitan, mencuci setiap bagian, dan menjahit tangan kimono sekali lagi. Ada cara lain untuk membersihkan kimono tradisional, tetapi secara umum cara ini memakan waktu dan mahal.