Apa itu Kesenjangan Pengembalian?

Kesenjangan pengembalian adalah perbedaan antara pengembalian yang sebenarnya diberikan oleh reksa dana dan berapa banyak dana yang akan diperoleh jika hanya dipegang pada kepemilikan yang paling baru terdaftar. Informasi kesenjangan pengembalian harus diungkapkan kepada publik setidaknya dua kali per tahun, tetapi hampir 50% reksa dana melaporkan informasi ini setiap tiga bulan. Sebuah studi yang diterbitkan di New York Times pada Januari 2006 menemukan bahwa reksa dana dengan kesenjangan pengembalian positif yang konsisten lebih mungkin untuk berkinerja baik di masa depan bila dibandingkan dengan reksa dana dengan kesenjangan pengembalian negatif yang konsisten.

Studi ini berlangsung selama 20 tahun dan meneliti informasi kesenjangan pengembalian lebih dari 2,500 reksa dana ekuitas domestik. Hasil studi kesenjangan pengembalian tidak dipengaruhi oleh berapa kali informasi portofolio diungkapkan. Selama penelitian, peneliti membuat dua portofolio hipotetis berdasarkan informasi kesenjangan pengembalian. Satu berisi dana 10% teratas dengan kesenjangan pengembalian paling konsisten dibandingkan tahun sebelumnya. Portofolio lainnya berisi 10% dengan kinerja kesenjangan pengembalian yang lebih buruk.

Dari 1985 hingga 2003, portofolio pertama mengalahkan pasar dengan rata-rata 3.8% setiap tahun. Portofolio lainnya berkinerja 4.4% lebih buruk. Perbedaan kinerja ini adalah yang ditemukan oleh para peneliti terbesar ketika menguji kembali strategi pemilihan dana yang berbeda selama periode waktu yang lama.

Ketika reksa dana dibandingkan dengan kesenjangan pengembaliannya, itu dibandingkan dengan kinerja uniknya sendiri. Ini adalah perubahan dari metode tradisional untuk mengukur keberhasilan reksa dana, yang membandingkannya dengan tolok ukur pasar yang sewenang-wenang. Dengan metode lama ini, reksa dana mungkin terlihat lebih baik atau lebih buruk daripada yang sebenarnya, karena dapat dengan mudah dibandingkan dengan indeks yang salah.

Sementara kesenjangan pengembalian bukan satu-satunya alat yang harus digunakan seseorang saat menentukan dana mana yang akan dimasukkan ke dalam portofolio, itu tentu harus menjadi pertimbangan. Selain itu, ini dapat menjadi faktor penentu ketika memutuskan antara dana yang tampaknya sama dalam potensi keberhasilannya.