Pengerjaan panas adalah istilah untuk memanaskan baja atau logam lain dan kemudian menggulung, menginjak, atau memalunya menjadi bentuk yang diinginkan. Memanaskan logam di atas titik kritisnya, di mana kristal logam dapat mengalir seperti cairan yang sangat kental, mengurangi tekanan dan membuatnya lebih mudah untuk digulung atau dibentuk. Logam yang mengalami pengerjaan panas bisa jadi kurang rapuh, atau lebih kecil kemungkinannya untuk retak, dibandingkan logam yang diproses dingin.
Logam mengandung struktur kristal, campuran acak kristal banyak sisi yang dapat dibandingkan dengan butiran pasir. Ketika sebagian besar logam berada pada suhu kamar, kristal-kristal tersebut dikemas rapat bersama-sama, dan logam tersebut dianggap kaku. Jika logam dipanaskan di atas suhu kristalisasinya, disebut sebagai titik kritis, kristal kehilangan pegangannya satu sama lain dan logam akan mengalir atau dapat dibentuk dengan mudah.
Pengerjaan logam yang dingin pada suhu kamar menciptakan bagian logam yang sangat keras, tetapi dapat menyebabkan tekanan pada logam yang akhirnya menyebabkan keretakan atau kegagalan. Hal ini terjadi karena kristal logam tidak dapat bergerak satu sama lain, dan ingin kembali ke kondisi tegangan yang lebih rendah. Pembentukan dingin dapat dibandingkan dengan meregangkan karet gelang, dengan kristal di bawah tekanan. Logam dapat dipanaskan kemudian dalam proses yang disebut annealing, di mana logam dipanaskan sampai suhu tinggi, ditahan di sana, kemudian didinginkan secara perlahan untuk mengurangi stres. Pengerjaan panas mencegah stres ini dan membuat logam lebih mudah ditangani.
Ketika logam panas digulung, kristal logam akan meluncur satu sama lain, dan berubah bentuk dari lingkaran menjadi bentuk yang lebih panjang dan lebih tipis. Perubahan ini dapat membuat logam lebih kuat ke arah kristal, tetapi lebih lemah jika gaya ditambahkan berlawanan dengan arah. Logam yang digulung dapat dianil untuk memulihkan beberapa bentuk kristal asli, yang memperkuat logam.
Bekerja pada suhu yang lebih tinggi menciptakan logam ulet, yang merupakan logam yang dapat melenturkan atau kurang rapuh. Daktilitas dapat menjadi kerugian untuk bagian yang membutuhkan ketahanan benturan tinggi, seperti perkakas atau bilah. Pengerjaan panas dapat diikuti dengan tempering, yaitu pemanasan diikuti dengan pendinginan cepat dalam air atau minyak, untuk mendapatkan kembali beberapa ketangguhan logam pengerjaan dingin.
Salah satu kelemahan pengerjaan panas adalah suhu yang dibutuhkan untuk mencapai titik kritis beberapa logam. Beberapa baja berkekuatan tinggi dapat memerlukan pemanasan hingga suhu yang sangat tinggi untuk memungkinkan bekerja tanpa menimbulkan tekanan logam. Temperatur ini memerlukan peralatan mesin khusus yang mampu mempertahankan kekuatan dan ketangguhannya sendiri saat terkena temperatur logam yang tinggi. Peralatan ini mungkin juga memerlukan sirkuit pemanas suhu tinggi pada roller atau bagian stamping untuk menjaga logam tetap panas dan mencegah pengerjaan dingin.