Keracunan darah, juga dikenal sebagai sepsis, adalah kondisi medis yang serius dan terkadang mengancam jiwa yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi. Reaksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan organ vital. Tanda-tanda yang menunjukkan keracunan darah biasanya termasuk demam tinggi, detak jantung yang cepat, dan kesulitan bernapas. Anak-anak dan orang tua termasuk di antara risiko tertinggi terkena sepsis. Perawatan untuk keracunan darah berkisar dari antibiotik hingga rawat inap untuk kasus yang parah.
Sementara umumnya dikenal sebagai keracunan darah, dokter juga mengidentifikasi kondisi medis sebagai sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS). Sindrom ini juga dapat disebut sebagai meningococcemia, syok septik, atau sindrom disfungsi organ multipel. Keracunan darah melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan dan pembekuan darah di seluruh tubuh.
Infeksi dari penyakit, cedera, atau peralatan medis adalah salah satu penyebab utama keracunan darah. Infeksi bakteri adalah yang paling umum, tetapi seseorang juga dapat mengembangkan infeksi virus, parasit, atau jamur yang menyebabkan keracunan darah. Infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh. Misalnya, kulit merupakan sumber infeksi potensial karena bakteri dapat masuk melalui luka. Infeksi kandung empedu atau radang usus buntu juga dapat menyebabkan syok septik.
Sumber lain yang menyebabkan sepsis termasuk infeksi otak, infeksi saluran kemih, atau infeksi paru-paru seperti pneumonia. Peradangan akibat sepsis menyebabkan rasa sakit, bengkak, kemerahan, dan panas di tempat infeksi. Kegagalan organ juga dapat terjadi akibat syok septik yang meluas. Pembekuan darah adalah komplikasi lain yang menyebabkan sepsis. Dalam hal ini, tubuh menerima aliran darah terbatas ke anggota badan dan organ, yang kemudian menyebabkan gagal hati atau ginjal atau kerusakan jaringan yang dikenal sebagai gangren.
Gejala keracunan darah bervariasi karena infeksi dapat datang dari mana saja di tubuh. Seseorang mungkin mengalami demam tinggi di atas 101 ° Fahrenheit (sekitar 38.5 ° Celcius) atau suhu tubuh rendah di bawah 95 ° Fahrenheit (sekitar 35 ° Celcius). Denyut jantung yang tinggi lebih dari 90 denyut per menit, hiperventilasi, dan kebingungan juga dapat mengindikasikan syok septik. Seorang profesional medis juga harus mengevaluasi kulit yang menggigil, gemetar, atau lebih hangat dari biasanya atau ruam kulit untuk menentukan adanya sindrom respons inflamasi sistemik.
Seorang dokter dapat mendiagnosis penyakit sebagai sepsis jika tes menunjukkan disfungsi hati, ginjal, atau organ lainnya, jumlah trombosit darah yang rendah, atau terlalu banyak asam dalam darah. Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi atau rendah, dan tes darah yang menunjukkan bakteri, juga dapat berarti diagnosis sepsis. Sampel urin, sekret luka, dan cairan serebrospinal juga dapat diuji untuk sepsis. Untuk mendeteksi infeksi dan sumbernya, dokter juga menggunakan sinar-X, ultrasound, CT scan, dan MRI.
Siapapun bisa menjadi sakit dengan syok septik, tetapi faktor risiko tertentu berlaku. Anak-anak dan orang tua termasuk di antara kelompok risiko tertinggi, diikuti oleh mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah yang disebabkan oleh kondisi lain. Cedera serius seperti luka tembak, masalah seperti infeksi bakteri pada darah, dan penyakit termasuk pneumonia juga meningkatkan risiko sepsis.
Jika dokter memastikan sepsis, pengobatan segera berarti peluang bertahan hidup yang lebih baik. Antibiotik spektrum luas, yang diberikan secara intravena, mengobati berbagai jenis bakteri. Pasien juga dapat menerima vasopresor untuk mengatur tingkat tekanan darah. Obat tambahan seperti obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid, atau insulin untuk mengontrol kadar gula darah, juga dapat diberikan.
Kasus sepsis yang lebih serius memerlukan terapi suportif. Misalnya, seorang pasien di unit perawatan intensif rumah sakit mungkin menerima oksigen dan cairan infus. Respirator juga dapat diberikan jika pasien menderita gagal napas. Dialisis mungkin juga diperlukan jika sepsis menyebabkan gagal ginjal. Selain itu, dokter dapat melakukan operasi untuk menghilangkan abses, jalur intravena, dan perangkat medis seperti kateter yang mungkin menyebabkan syok septik.