Apa itu Kepribadian Paranoid?

Kepribadian paranoid, sering diungkapkan oleh individu dengan gangguan kepribadian paranoid, ditandai dengan ketidakpercayaan dan kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional terhadap orang atau entitas lain. Orang-orang seperti itu cenderung merasa bahwa orang lain terus-menerus berkomplot melawan mereka atau bahwa, paling tidak, mereka memiliki motif yang tidak bermanfaat bagi orang yang menderita. Oleh karena itu, orang paranoid cenderung merasa sangat sulit untuk menjalin hubungan pribadi yang dekat karena mereka selalu curiga dan tidak percaya pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga cenderung merasa sangat sulit untuk mencari bantuan, karena mereka umumnya ragu-ragu untuk mengakui bahwa kecurigaan paranoid mereka hanyalah delusi.

Ketidakpercayaan dan kecurigaan individu dengan kepribadian paranoid dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk. Selain kecurigaan umum terhadap motif orang lain, individu paranoid sangat enggan untuk menceritakan kepada orang lain karena mereka percaya bahwa informasi pribadi apa pun yang mereka percayakan kepada orang lain dapat digunakan untuk melawan mereka. Jika orang paranoid dalam hubungan romantis, ia akan sering mencurigai pasangannya berselingkuh atau akan meragukan kasih sayang dan komitmen pasangannya. Juga gejala dari tipe kepribadian ini adalah membaca terlalu dalam ke dalam gerakan dan frasa yang polos dan tidak berarti.

Faktor-faktor yang berkontribusi pada perkembangan kepribadian paranoid tidak dipahami dengan baik, tetapi diyakini bersifat psikologis dan biologis. Orang-orang yang telah menderita beberapa bentuk trauma masa kanak-kanak lebih mungkin menderita paranoia daripada mereka yang tidak. Ada juga kecurigaan beberapa bentuk hubungan genetik, karena anggota keluarga sering memiliki kelainan serupa.

Banyak pilihan pengobatan yang berbeda tersedia untuk individu paranoid yang bersedia dan mampu mengakui bahwa mereka memiliki masalah. Sementara psikoterapi tanpa pengobatan adalah pilihan, seringkali diperumit oleh fakta bahwa kepercayaan adalah bagian penting dari terapi. Jika seseorang dengan kepribadian paranoid tidak dapat mengembangkan suatu bentuk hubungan baik dengan terapisnya, kemungkinan besar ia tidak akan dapat memperoleh manfaat yang signifikan dari terapi. Dengan demikian, psikoterapi sering dikombinasikan dengan berbagai obat antipsikotik, antidepresan, dan antikecemasan.

Kepribadian paranoid dapat, dalam beberapa kasus, menjadi gejala atau indikasi dari beberapa gangguan lain. Episode psikotik singkat, misalnya, sering kali melibatkan paranoia yang intens. Berbagai gangguan lain, termasuk skizofrenia, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan kepribadian narsistik, juga sering melibatkan paranoia. Paranoia, sampai batas tertentu, juga diakibatkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain.